Resume Audit BAB 13 Developing THE Overa PDF

Title Resume Audit BAB 13 Developing THE Overa
Author Ines Aprilia
Course Pengauditan I
Institution Universitas Airlangga
Pages 4
File Size 108.3 KB
File Type PDF
Total Downloads 275
Total Views 388

Summary

Nama : Diniari Marlina Antara NIM/Kelas : 2014017007 /Akuntansi 3ARESUME AUDIT BAB 13 DEVELOPING THE OVERALL AUDIT PLAN AND AUDIT PROGRAMA. Jenis-Jenis Pengujian Audit 1. Pengujian pengendalian Baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-jenis bukti berikut :  Meminta keterangan ...


Description

Nama NIM/Kelas

: Diniari Marlina Antara : 2014017007 /Akuntansi 3A1

RESUME AUDIT BAB 13 DEVELOPING THE OVERALL AUDIT PLAN AND AUDIT PROGRAM A. Jenis-Jenis Pengujian Audit 1. Pengujian pengendalian Baik secara manual maupun terotomatisasi, dapat mencakup jenis-jenis bukti berikut :  Meminta keterangan dari personil klien yang tepat  Memeriksa dokumen, catatan, dan laporan  Mengamati aktivitas yang berkaitan dengan pengendalian  Melaksanakan-ulang prosedur klien Auditor melaksanakan walkthrough system untuk mendapatkan pemahaman guna membantunya menentukan apakah pengendalian telah berjalan semestinya. Pengujian pengendalian juga digunakan untuk menentukan apakah pengendalian tersebut efektif dan biasanya meliputi pengujian atas sampel transaksi. Jumlah bukti tambahan yang diperlukan untuk pengujian pengendalian tergantung pada dua hal : 1) Luas bukti yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal 2) Pengurangan risiko pengendalian yang direncanakan 2. Pengujian substantif atas transaksi Pengujian substantif adalah prosedur yang dirancang untuk menguji salah saji dollar (sering disebut salah saji moneter) yang secara langsung mempengaruhi kebenaran saldo laporan keuangan. Pengujian substantif atas transaksi (substantive test of transactions) digunakan untuk menentukan apakah keenam tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi telah dipenuhi bagi setiap kelas transaksi. 3. Prosedur analitis (analytical procedures) Melibatkan perbandingan jumlah yang tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Dua tujuan yang paling penting dari prosedur analitis dalam mengaudit saldo akun adalah : 1) Menunjukkan salah saji yang mungkin dalam laporan keuangan 2) Memberikan bukti substantif 4. Pengujian rincian saldo (test of details of balance) Berfokus pada saldo akhir buku besar baik untuk akun neraca maupun laporan labarugi. Penekanan utamanya dalam sebagian besar pengujian rincian saldo adalah pada neraca. Pengujian atas saldo akhir ini sangat penting karena bukti-bukti biasanya diperoleh dari sumber independen dengan klien, dan dianggap sangat dapat dipercaya. Luas pengujian ini bergantung pada hasil pengujian pengendalian,

pengujian substantif atas transaksi, dan prosedur analitis substantif atas akun-akun tersebut. Pengujian rincian saldo dapat membantu dalam menetapkan kebenaran moneter akun-akun yang berhubungan dan karenanya merupakan pengujian substantif.

B. Hubungan Antara Jenis Pengujian Dan Bahan Bukti Jenis-jenis pengujian biasanya diurutkan berdasarkan pada makin besarnya biaya yang diperlukan.  Prosedur analitis  Prosedur untuk memperoleh pemahaman atas SPI dan pengujian atas pengendalian  Pengujian substantif atas transaksi  Pengujian terinci atas saldo Prosedur analitis merupakan prosedur yang paling murah karena relatif mudah untuk membuat perhitungan dan perbandingan. Pengujian atas pengendalian juga relatif murah karena dapat dilakukan dalam sejumlah besar pos atau unsur dalam beberapa menit. Pengujian substantif lebih mahal karena seringkali diperlukan perhitungan kembali dan penelusuran. Pengujian terinci atas saldo paling mahal dibandingkan dengan pengujian yang lain karena dibutuhkan biaya untuk mengirim konfirmasi dan melakukan penelusuran. Biaya untuk masing-masing bahan bukti bervariasi dalam berbagai situasi.

C. Metodologi Perancangan Program Audit 1. Pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi Program audit pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi biasanya meliputi bagian deskriptif yang mendokumentasikan pemahaman atas pengendalian internal yang diperoleh selama pelaksanaan prosedur penilaian risiko. Apabila pengendalian sudah efektif dan risiko pengendalian dinilai rendah, auditor akan sangat menekankan pada pengujian pengendalian. Beberapa pengujian substantif atas transaksi juga akan disertakan. Jika risiko pengendalian dinilai maksimum, hanya pengujian substantif atas transaksi yang akan digunakan, dengan asumsi audit itu dilakukan atas perusahaan non publik. Prosedur audit : 4 langkah untuk mengurangi risiko pengendalian yang diperkirakan : 1) Memberlakukan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi pada kelas transaksi yang diuji. 2) Mengidentifikasi pengendalian kunci yang dapat mengurangi risiko pengendalian untuk setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.

3) Mengembangkan pengujian pengendalian yang tepat bagi semua pengendalian internal yang digunakan untuk mengurangi penilaian pendahuluan atas risiko pengendalian dibawah maksimum. 4) Untuk jenis salah saji potensial yang berkaitan dengan setiap tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, rancanglah pengujian substantif atas transaksi yang tepat, dengan mempertimbangkan defisiensi dalam pengendalian internal dan hasil yang diharapkan dari pengujian pengendalian pada langkah 3. 2. Prosedur analitis Prosedur analitis yang dilaksanakan selama pengujian substantif, biasanya lebih terfokus dan lebih ekstensif ketimbang yang dilakukan sebagai bagian dari perencanaan. Prosedur analitis yang dihitung dengan menggunakan jumlah bulanan biasanya akan lebih efektif dalam mendeteksi salah saji ketimbang yang dihitung dengan menggunakan jumlah tahunan, dan perbandingan per lini bisnis biasanya akan lebih efektif ketimbang perbandingan seluruh perusahaan. Ketika auditor menggunakan prosedur analitis untuk memberikan keyakinan substantif tentang saldo akun, data yang digunakan dalam kalkulasi harus dipandang cukup dapat diandalkan. 3. Pengujian rincian saldo Untuk merancang prosedur audit pengujian rincian saldo, auditor menggunakan metodologi yang berorientasi pada tujuan audit yang berkaitan dengan saldo. Keputusan kunci dalam merancang prosedur audit pengujian rincian saldo : 1) Mengidentifikasi risiko bisnis klien yang mempengaruhi piutang usaha. 2) Menetapkan salah saji yang dapat ditoleransi dan menilai risiko inheren untuk piutang usaha. 3) Menilai risiko pengendalian untuk siklus penjualan dan penagihan. 4) Merancang dan melaksanakan pengujian pengendalian serta pengujian substantif atas transaksi untuk siklus penjualan dan penagihan. 5) Merancang dan melaksanakan prosedur analitis untuk saldo piutang usaha. 6) Merancang pengujian rincian saldo piutang usaha untuk memenuhi tujuan audit yang berkaitan dengan saldo.

D. Ikhtisar Proses Audit Fase I merencanakan dan merancang pendekatan audit 1. Menerima klien dan melaksanakan perencanaan awal 2. Memahami bisnis dan industry klien 3. Menilai risiko bisnis klien 4. Melaksanakan prosedur analitis pendahuluan 5. Menetapkan materialitas dan menilai risiko audit yang dapat diterima serta risiko inheren

6. Memahami pengendalian internal dan menilai risiko pengendalian 7. Mengumpulkan informasi untuk menilai risiko kecurangan 8. Mengembangkan rencana audit dan program audit secara keseluruhan Fase II melaksanakan pengujian pengendalian dan pengujian substantif atas transaksi 1. Merencanakan untuk mengurangi penilaian tingkat risiko pengendalian 2. Melaksanakan pengujian pengendalian 3. Melaksanakan pengujian substantif atas transaksi 4. Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan Fase III melaksanakan prosedur analitis dan pengujian rincian saldo, tujuan dari fase III adalah untuk memperoleh bukti tambahan yang mencukupi guna menentukan apakah saldo akhir dan catatan kaki atas laporan keuangan telah dinyatakan secara wajar. 1. Melaksanakan prosedur analitis 2. Melaksanakan pengujian rincian saldo tambahan Fase IV melaksanakan pengujian atas pos-pos yang penting 1. Menyelesaikan audit dan mengeluarkan laporan audit 2. Melaksanakan pengujian tambahan atas penyajian dan pengungkapan 3. Mengumpulkan bukti akhir 4. Mengevaluasi hasil 5. Mengeluarkan laporan audit 6. Mengomunikasikan kepada komite audit dan manajemen.

Sumber : Alvin A. Arens, Randal J. Elder, Mark S. Beasley., Auditing dan Jasa Assurance : Pendekatan Terintegrasi Jilid 1.Penerbit Erlangga, Jakarta. 2008 http://soohendra.blogspot.co.id/2011/02/rencana-audit-dan-program-audit.html...


Similar Free PDFs