UTS Pancasila part 2 PDF

Title UTS Pancasila part 2
Course Pendidikan Kewarganegaraan
Institution Universitas Sriwijaya
Pages 10
File Size 148.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 108
Total Views 532

Summary

NAMA : RIO BASTIANNIM : 09011282025039KELAS : SK1A IINDRALAYAMATA KULIAH : PANCASILADOSEN PENGAMPU : Drs. ERWIN NOFYAN, M.UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/1. Jelaskan mengapa Matakuliah Pancasila merupakam Matakuliah Wajib bagi mahasiswa semua Perguruan Tinggi di Indonesia! Jawab : Pancasila sebagai...


Description

NAMA : RIO BASTIAN NIM : 09011282025039 KELAS : SK1A IINDRALAYA MATA KULIAH : PANCASILA DOSEN PENGAMPU : Drs. ERWIN NOFYAN, M.Si.

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2020/2021 1. Jelaskan mengapa Matakuliah Pancasila merupakam Matakuliah Wajib bagi mahasiswa semua Perguruan Tinggi di Indonesia ! Jawab : Pancasila sebagai dasar Negara mengandung makna bahwa nilai nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi masyarakat Indonesia. Nilai pancasila dasarnya adalah nilai nilai filsafat yang mendasar yang dijadikan peraturan dan dasar dari norma-norma yang berlaku dalam Indonesia. Nilai dasar pancasila bersifat normatif dan abstrak yang bisa dijadikan landasan dalam kegiatan bernegara. Pancasila sebagai dasar negara berarti pancasila dijadikan sebagai pedoman dalam penyelenggarakan segala norma-norma hokum dan dalam penyelenggarakan Negara. Kehidupan kampus merupakan suatu awal pembentukan karakter seorang mahasiswa. Setiap kampus di Indonesia mengupayakan kepada mahasiswa nya untuk selalu berpegang teguh pada norma dan hukum yang berlaku. Hal ini bertujuan untuk mencetak generasi muda yang berakhlak dan berjiwa kritis dalam kehidupan bermasyarakat. Untuk menyukseskan terbentuknya suatu moral yang baik, berbagai Universitas di Indonesia menerapkan kebijakan. Pendidikan Pancasila sangat berperan penting dalam membangun jiwa nasionalis dan bermoral karena butir-butir Pancasila mengandung makna mendalam dan menjadi pedoman bagi seluruh rakyat Indonesia. Karena itu Mata Kuliah Pancasila merupakan salah satu mata pelajaran pendukung pengembangan karakter bagi mahasiswa. Mata Kuliah Pancasila di tingkat perguruan tinggi sangat penting artinya, karena merupakan proses lanjutan pembentukan karakter bagi manusia di mana akan berlangsung samapai manusia itu menemui ajalnya. Seperti yang terkandung dalam sila ke-4, terkandung nilai dalam menyelesaikan permasalahan di utamakan dengan musyawarah. Hal ini sesuai dengan kebutuhan mahasiswa yang dituntut untuk aktif dalam organisasi baik tingkat Universitas maupun organisasi tingkat nasional bahkan organisasi tingkat Internasional. Selain itu, mahasiswa juga perlu menanamkan nilai persatuan Indonesia. Karena kehidupan kampus yang majemuk terdiri atas mahasiswa berbagai dari berbagai daerah. Sikap toleransi yang tinggi sangat dibutuhkan. Serta berharap, dengan diadakannya Mata Kuliah Pancasila ini dalam Mata Kuliah Wajib bagi mahasiswa, mahasiswa akan dapat memahami, menganalisis, mengaplikasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, serta dapat berpartisipasi dalam upaya mencegah dan menghentikan berbagai tindak kekerasan dengan cara cerdas dan damai. 2. Jelaskan perbedaan Landasan Filsafat untuk Sila-Sila Pancasila sebagai Sistem Filsafat ! Jawab : Pancasila memiliki 3 landasan pijak filosofis yaitu Ontologis, Epistemologis, dan Aksiologis. Ontologis dalam filsafat adalah tentang hakikat yang paling mendalam dan paling umum(mendasar). Epistemologis adalah tentang sifat dasar pengetahuan. Aksiologis adalah tentang penelitian tentang nilai-nilai. Landasan Ontologis Pancasila adalah pemikiran filosofis atas sila-sila Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia. Menurut Sephen W. Littlejohn dan Karen A. Foss, ontology bergadapan dengan sifat makhluk hidup, dimana ada 3 mainstream utama yaitu determinisme, pragmatism, dan kompromisme. Pancasila sebagai dasar filosofis negara Indonesia sebagai Ontologis, pada sila ke:

    

Sila pertama : Hal kebebasan beragama dan menghormati satu sama lain. Sila kedua : Setiap orang memiliki martabat, HAM, keadilan yang sama. Sila ketiga : Ada perbedaan tapi tetap satu (rasa kebangsaan Indonesia) Sila keempat : Sistem demokrasi melalui musyawarah demi tercapainya mufakat untuk menghindari dikotomi mayoritas dan minoritas. Sila kelima : Seharusnya, tidak ada kemiskinan dalam negara merdeka (adil secara social)

Landasan Epistemologis Pancasila artinya nilai-nilai Pancasila digali dari pengalaman bangsa Indonesia yang kemudian disintesiskan melalui pandangan komprehensif kegidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Menurut Littlejohn dan Foss, pengetahuan muncul melalui rasionalisme dan atau empirisme, yang memiliki 2 tingkatan yaitu pengetahuan mutlak dan pengetahuan relative. Berdasarkan Epistemologi (pengetahuan), Filosofi Pancasila pada sila ke:  Sila pertama : Pengalaman kehidupan beragama bangsa Indonesia.  Sila kedua : Pengalaman ditindas penjajah selama berabad-abad.  Sila ketiga : Pengalaman terpecahbelah nya bangsa atas adu domba Belanda melaluit  politik Devide et Impera.  Sila keempat : Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam  bermusyawarah mufakat.  Sila kelima : Pengalaman budaya turun menurun bangsa Indonesia dalam bergotong  royong. Landasan Aksiologis Pancasila artinya nilai atau kualitas yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila mengandung spiritualitas, kemanusiaan, solidaritas, musyawarah, dan keadilan. Pancasila merupakan sumber nilai untuk memahami hidup berbangsa dan bernegara secara utuh. Nilai-nilai dari Pancasila berdasarkan filosofinya yaitu sila ke:  Sila pertama : Kualitas monoteis, spiritual, kekudusan, dan sakral.  Sila kedua : Martabat, harga diri, kebebasan, dan tanggung jawab.  Sila ketiga : Solidaritas dan kesetiakawanan.  Sila keempat : Demokrasi, musyawarah, mufakat, dan berjiwa besar.  Sila kelima : Kepedulian dan gotong royong. 3. Jelaskan mengapa Sila- Sila Pancasila sebagai Dasar Negara Bangsa Indonesia ! Jawab : Karena Nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila adalah nilai yang mendasar untuk dijadikan sebagai pedoman peraturan dan dasar dari norma-norma hukum yang berlaku di Indonesia. Pancasila adalah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Jika salah satu dari sila tersebut hilang maka Pancasila menjadi tidak berfungsi lagi. Besarnya arti penting Pancasila sebagai dasar negara tentunya memberikan makna yang sangat dalam bagi segenap rakyat Indonesia. Semua sila Pancasila merupakan satu kesatuan yang utuh dan tidak dapat dilaksanakan secara terpisah-pisah karena Pancasila saling memiliki keterkaitan dari sila pertama sampai kelima. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa adalah sila pertama dan utama yang mendasari keempat sila lainnya. Begitu juga sila kedua, ketiga, keempat, dan kelima. Semua sila-sila tersebut saling bersinergi dan membentuk satu kesatuan sehingga Bangsa Indonesia ini tetap berdiri kukuh seperti harapan pejuang para pendiri negara terdahulu. Makna Sila-Sila Pancasila Makna Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” a. Pengakuan eksistensi Tuhan Yang Maha Esa. b. Negara mengakui keberadaan agama yang berketuhanan dan membebaskan penduduk untuk memilih agamanya. c. Negara menjamin penduduk untuk beribadah sesuai agamanya masing-masing. d. Kehidupan sosial berlangsung dengan terjaganya kehidupan beragama.

e. Toleransi antara pemeluk agama terjaga f. Negara hadir ketika timbul konflik antaragama. Makna Sila Kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” a. Setiap manusia Indonesia mengakui dan menghormati adanya martabat manusia lain. b. Memanusiakan manusia dan melihat manusia lain sebagai makhluk Tuhan. c. Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam berhubungan dengan manusia lain. d. Menerapkan perilaku yang beradab. e. Menjaga adab dan sopan santun dalam berhubungan sosial. Makna Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” a. Setiap manusia indonesia cinta tanah airnya. b. Memiliki jiwa nasionalisme dan patriotisme. c. Bersikap dan bertindak dengan tetap menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. d. Antirasis dan antidiskriminasi. e. Menjunjung tinggi rasa persaudaraan se-tanah air. f. Kemanapun kaki melangkah, di manapun tubuh berada, jiwanya tetap merah-putih. Makna Sila Keempat 'Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan Permusyawaratan/Perwakilan' a. Bersikap pro-dialog, pro-musyawarah, pro-demokrasi. b. Antikekerasan dalam menyelesaikan masalah atau konflik. c. Mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat. d. Selalu mengambil kebijaksanaan di atas persengketaan atau perbedaan pendapat. e. Musyawarah dilandasi dengan kejujuran bersama.

dalam

Makna Sila Kelima 'Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia' a. Pemerataan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. b. Kebijakan berorientasi pada pengurangan kesenjangan masyarakat. c. Redistribusi kekayaan secara adil kepada masyarakat banyak. d. Negara berpihak pada mayoritas rakyat jelata yang lemah. e. Negara melindungi setiap warga negara untuk mendapat penghidupan yang layak. Dari kelima makna pancasila yang dipaparkan di atas, kita bisa melihat kekuatan positif yang ditopang oleh Pancasila sebagai landasan hidup dalam konteks berbangsa dan bernegara. Makna yang sudah dipaparkan pancasila tersebut menunjukkan peran penting pancasila bagi kehidupan sosial masyarakat Indonesia. 4. Jelaskan pilar- pilar dalam mempelajari Pancasila. Berikan contoh dalam kehidupan sehari- hari Bangsa Indonesia. Jawab : Pilar-pilar yang digunakan dalam mempelajari Pancasila ialah sebagai berikut : 1. learning to know Pilar pertama ini memeliki arti bahwa para peserta didik dianjurkan untuk mencari dan mendapatkan pengetahuan sebanyak-banyaknya, melalui pengalaman-pengalaman. Hal ini akan dapat memicu munculnya sikap kritis dan semangat belajar peserta didik meningkat. Learning to know selalu mengajarkan tentang arti pentingnya sebuah pengetahuan, karena didalam learning to know terdapat learning how to learn, artinya peserta didik belajar untuk memahami apa yang ada di sekitarnya, karena itu adlah proses belajar. Hal ini sesuai pendapat Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (2004: 128) yaitu belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Contohnya ketika Sekolah diselenggarakan secara formal. Di sekolah anak akan belajar apa yang ada di dalam kehidupan, dengan kata lain sekolah harus mencerminkan kehidupan sekelilingnya. Oleh karena itu, sekolah tidak boleh dipisahkan dari kehidupan dan kebutuhan masyarakat sesuai dengan perkembangan budayanya. 2. learning to do Pilar kedua menekankan pentingnya interaksi dan bertindak. “di sini para peserta didik diajak untuk ikut serta dalam memecahkan permasalahan yang ada di sekitarnya melalui sebuah tindakan nyata”. Belajar untuk menerapkan ilmu yang didapat, bekerja sama dalam sebuah tim guna untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi dan kondisi. Penerapan Learning to do dalam kehidupan sehari-hari, berkaitan dengan kemampuan hard skill dan soft skill. Soft skill dan hard skill sangat penting dan dibutuhkan dalam dunia pendidikan, karena sesungguhnya pendidikan merupakan bagian terpenting dari proses penyiapan SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas, tangguh, dan terampil dan siap untuk mengikuti tuntutan zaman. Peserta didik sebagai hasil dari produk pendidikan memang harus dituntut memiliki kemampuan soft skill dan hard skill. Hard skill merupakan kemampuan yang harus menuntut fisik, artinya hard skill memfokuskan kepada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan teknis yang berhubungan dengan kemampuan peserta didik. Penguasaan kemampuan hard skill dapat dilakukan dengan menerapkan apa yang dia dapatkan /apa yang telah dipelajarinya di kehidupan sehari-hari, contohnya anak disekolah belajar tentang arti penting sikap disiplin, maka untuk memahami dan mengerti tentang disiplin itu, anak harus belajar untuk melakukan sikap disiplin, baik dirumah, disekolah atau dimanapun. Dengan begitu anak menjadi tahu dan faham tentang pentingnya sikap disiplin. Selanjutnya adalah soft skill, artinya keterampilan yang menuntut intelektual. Soft skill merupakan istilah yang mengacu pada ciri-ciri kepribadian, rahmat sosial, kemampuan berbahasa dan pengoptimalan derajat seseorang Jadi yang dimaksud dengan kemampuan soft skill adalah kepribadian dari masingmasing individu. Soft skill tidak diajarkan tetapi gurulah yang harus mencontohkan, seperti sikap tanggung jawab, disiplin, dan lain sebagainya. Dengan memberikan contoh tersebut, anak akan mencoba untuk menirukan apa yang dilihat. Hal itu merupakan bagian dari menumbuhkan kemampuan soft skill. 3. learning to be Pilar ketiga artinya bahwa pentingnya mendidik dan melatih peserta didik agar menjadi pribadi yang mandiri dan dapat mewujudkan apa yang peserta didik impikan dan cita-citakan. Penguasaan pengetahuan dan keterampilan (soft skill dan hard skill) merupakan bagian dari proses menjadi diri sendiri (learning to be). Menjadi diri sendiri dapat diartikan sebagai proses pemahaman terhadap kebutuhan dan jati diri. Belajar untuk berperilaku sesuai dengan norma-norma dan kaidah yang berlaku di masyarakat, belajar menjadi orang yang berhasil, sesungguhnya merupakan proses pencapaian aktualisasi diri. Penerapan Learning to be dalam kehidupan sehar-hari sangat erat kaitannya dengan bakat, minat, perkembangan fisik, kejiwaan anak serta kondisi lingkungannya. Misal : bagi siswa yang agresif, akan menemukan jati dirinya bila diberi kesempatan cukup luas untuk berkreasi. Dan sebaliknya bagi siswa yang pasif, peran guru sebagai fasilitator bertugas sebagai penunjuk arah sekaligus menjadi mediator bagi peserta didik. Hal ini sangat diperlukan untuk menumbuh kembangkan potensi diri peserta didik secara utuh dan maksimal. Selain itu, pendidikan juga harus bermuara pada bagaimana peserta didik menjadi lebih manusiawi, menjadi manusia yang berperi kemanusiaan.

4. learning to live together Pilar terakhir artinya menanamkan kesadaran kepada para peserta didik bahwa mereka adalah bagian dari kelompok masyarakat. jadi, mereka harus mampu hidup bersama. Dengan makin beragamnya etnis di Indonesia, kita perlu menanamkan sikap untuk dapat hidup bersama. Pada pilar keempat ini, kebiasaan hidup bersama, saling menghargai, terbuka, memberi dan menerima perlu dikembangkan disekolah. Dengan kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik, sebagai hasil dari proses pembelajaran, dapat dijadikan sebagai bekal untuk mampu berperan dalam lingkungan di mana individu tersebut berada, dan sekaligus mampu menempatkan diri sesuai dengan perannya. Pemahaman tentang peran diri dan orang lain dalam kelompok belajar merupakan bekal dalam bersosialisasi di masyarakat (learning to live together). Untuk itu, pembelajaran di lembaga formal dan non formal harus diarahkan pada peningkatan kualitas dan kemampuan intelektual dan profesional serta sikap dalam hal ini adalah kemampuan hard skill dan soft skill. Dengan kemampuan dan sikap manusia Indonesia yang demikian maka pada gilirannya akan menjadikan masyarakat Indonesia masyarakat yang bermartabat di mata masyarakat dunia. Contohnya seperti selalu rukun dengan semua orang dengan tetap mematuhi undang-undang yang berlaku. 5. Jelaskan perbedaan Etika, Moral, Norma dan Nilai. Berikan contohnya dalam kehidupan sehari – hari Bangsa Infonesia. Jawab : Pengertian Moral Tentang kata “moral”, perlu diperhatikan bahwa kata ini bisa dipakai sebagai nomina (kata benda) atau sebagai adjektiva (kata sifat). Jika kata moral dipakai sebagai kata sifat artinya sama dengan etis yaitu nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. dan jika dipakai sebagai kata benda artinya sama dengan etika (Bertens, 2011: 7). Istilah Moral berasal dari bahasa Latin. Bentuk tunggal kata ‘moral’ yaitu mos sedangkan bentuk jamaknya yaitu mores yang masing-masing mempunyai arti yang sama yaitu kebiasaan, adat. Bila kita membandingkan dengan arti kata ‘etika’, maka secara etimologis, kata ’etika’ sama dengan kata ‘moral’ karena kedua kata tersebut sama-sama mempunyai arti yaitu kebiasaan,adat. Dengan kata lain, kalau arti kata ’moral’ sama dengan kata ‘etika’, maka rumusan arti kata ‘moral’ adalah nilai-nilai dan normanorma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Adapun yang membedakan hanya bahasa asalnya saja yaitu ‘etika’ dari bahasa Yunani dan ‘moral’ dari bahasa Latin. Jadi bila kita mengatakan bahwa perbuatan pengedar narkotika itu tidak bermoral, maka kita menganggap perbuatan orang itu melanggar nilai-nilai dan norma-norma etis yang berlaku dalam masyarakat. Atau bila kita mengatakan bahwa pemerkosa itu bermoral bejat, artinya orang tersebut berpegang pada nilai-nilai dan norma-norma yang tidak baik. Contohnya : a. membuang sampah selalu pada tempatnya b. selalu menghargai pendapat orang lain c. mengucapkan terima kasih saat merasa dibantu atau mendapatkan sesuatu dari orang lain d. memberikan tempat duduk kepada orang tua maupun ibu hamil saat berada ditempat umum e. memberi salam atau membungkuk ketika bertemu dengan orang yang lebih tua Pengertian Etika Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan

dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Secara etimologis kata etika berasal dari bahasa Yunani yaitu ethos dan ethikos, ethos yang berarti sifat, watak, adat, kebiasaan, dan tempat yang baik. Ethikos yang berarti susila, keadaban, atau kelakuan dan perbuatan yang baik. Kata etika dibedakan dengan kata etik dan etiket. Kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak atau nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat. Adapun kata etiket berarti tata cara atau adat, sopan santun dan lain sebagainya dalam masyarakat beradaban dalam memelihara hubungan baik sesama manusia (Haris, 2007: 3). Sedangkan secara terminologis etika berarti pengetahuan yang membahas baik-buruk atau benartidaknya tingkah laku dan tindakan manusia serta sekaligus menyoroti kewajiban-kewajiban manusia (Haris, 2007: 3). Dalam bahasa Gerik etika diartikan: Ethicos is a body of moral principles or value. Ethics arti sebenarnya adalah kebiasaan. Namun lambat laun pengertian etika berubah, seperti sekarang. Etika ialah suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang dapat dinilai buruk dengan memperlihatkan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat dicerna akal pikiran (Rahmaniyah, 2010: 58). Contohnya : a. Senantiasa menjaga kerukunan antar sesama manusia b. Menunjukkan sikap hormat terhadap orang lain baik dalam pembawaan diri, berbicara, dan bersikap c. Menunjukkan sikap kemurahan hati terhadap siapa saja d. Senantiasa berperilaku yang baik dan selalu mencipta kebaikan di tengah lingkungan masyarakat e. Tidak melanggar janji yang telah diucapkan pada orang lain. f. Tidak meremehkan dan menghina orang lain g. Menggunakan ilmu dan keahlian yang dimiliki untuk hal yang bermanfaat bagi orang banyak Pengertian Nilai Nilai atau value (bahasa Inggris) atau valere (bahasa Latin) berarti berguna, mampu akan, berdaya, berlaku, kuat. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, berguna, dihargai, atau dapat menjadi objek kepentingan. Contohnya : a. Saling mencintai sesama manusia. b. Mengembangkan sikap tenggang rasa. c. Tidak semena-mena terhadap orang lain. d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan. e. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan. f. Berani membela kebenaran dan keadilan. g. Saling menghormati dengan bangsa-bangsa lain di dunia h. Menjunjung toleransi antar umat beragama i. Menjalankan ibadah dengan tidak mengganggu agama lain j. Tidak mencemooh kepercayaan lain Pengertian Norma Norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat. Di mana sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang sesuai. Norma biasanya berlaku dalam lingkungan masyarakat dengan aturan tak tertulis, tetapi secara sadar masyarakat mematuhinya. Ada berbagai macam-macam norma diantaranya, norma agama, norma kesopanan, norma hukum, dan norma kesusilaan.

Contohnya : a. Norma agama : shalat berjamaah sanksi : mendapatkan dosa dan akan dimasukkan k...


Similar Free PDFs