Ringkasan UTS Sakramentologi 2.pdf PDF

Title Ringkasan UTS Sakramentologi 2.pdf
Author M. Christy
Pages 28
File Size 420.4 KB
File Type PDF
Total Downloads 10
Total Views 290

Summary

RINGKASAN PERSIAPAN UTS SAKRAMENTOLOGI 2 (2013) BAB I – INISIASI KRISTIANI Pengertian Kata “inisiasi” berasal dari bahasa Latin in + ire (masuk ke dlm, memulai), initiare (memasukkan ke dlm; initium = awal). Inisiasi adl upacara- upacara simbolik yg menyertai proses seseorang yg dimasukkan atau diin...


Description

RINGKASAN PERSIAPAN UTS SAKRAMENTOLOGI 2 (2013) BAB I – INISIASI KRISTIANI Pengertian Kata “inisiasi” berasal dari bahasa Latin in + ire (masuk ke dlm, memulai), initiare (memasukkan ke dlm; initium = awal). Inisiasi adl upacaraupacara simbolik yg menyertai proses seseorang yg dimasukkan atau diinkorporasikan ke dlm (diterima mjd anggota) kelompok baru, dg segala hak & kewajibannya. Gejala inisiasi mrpk suatu gejala sosio-antropologis yg tersebar luas dlm masyarakat. Hampir semua kelompok sosial mengembangkan & memiliki suatu upacara utk scr resmi memasukkan org mjd anggota. Contoh: posma, pesta usia sweet seventeen, dll. Inisiasi dilakukan dg pembaptisan dlm atau dg air. Kata “baptis” berasal dari kata Yunani “baptein” . Kedua kata itu aslinya “dlm masyarakat Yunani berarti membenamkan, mencemplungkan (mencelupkan) ke dlm air, seluruhnya atau sebagian. Kedua kata kerja itu jarang sekali diartikan “mandi” “membasuh”. Dlm perkembangannya, PB tetap menggunakan kata baptein dlm arti aslinya, yaitu “mencelup”. Di lain pihak, hny kata kerja bapitizein atau kata benda baptisma yg digunakan scr eksekutif dlm ibadat. Arti ritual yg luas adl membasuh, mentahirkan (memurnikan), [wudu dlm tradisi Islam], khususnya dlm tradisi PL (LXX) & Yahudi. Sedangkan dlm arti teknis ialah “membaptis” atau “mempermandikan” spt pengertian kita sekarang. Simbolik Upacara Inisiasi Kristiani Praksis inisiasi Kristiani dlm Grj awali tampaknya dilakukan dg cara membenamkan org ke dlm air (immersio), menuangkan air ke atas kepala (infusio) & memerciki (aspersio) org dg air. Di lain pihak, PB sendiri tdk pernah memberikan rincian yg jelas ttg upacara pembaptisan. Jadi, tdk ada kepastian ttg bagaimana simbolik upacara inisiasi dilakukan. Gagasan utama yg menonjol dlm inisiasi ialah “lahir kembali”. Dari istilah “lahir kembali” tdk bisa disimpulkan ttg tata cara bagaimana, org dibaptis. Kelahiran kembali lebih dikaitkan dg pengertian “air hidup” yaitu air alamiah (air yg mengalir) sbg sumber kehidupan, asal segala sesuatu, mirip rahim yg melahirkan anak. Air mempunyai dua fungsi, yaitu pertama, membersihkan (yg jahat) & kedua memberi hidup & kesuburan. Makna air inilah yg hendak disimbolkan dlm Upacara inisiasi. Dg demikian, tata simbolik upacara penggunaan air itu tdk terikat pd salah satu bentuk, artinya 1

pembenaman (immersio), bisa pemercikan (aspersio) & bisa pula penuangan (infusio). Bukan “tata pelaksanaan” yg melahirkan kembali, tpi penggunaan “air hidup” itulah yg mrpk simbolik upacara kelahiran kembali (membersihkan & memberi hidup). Asal-muasal Praksis Inisiasi Kristiani Jika tdk ada dasar biblis yg bisa dipastikan berasal dari Yesus sendiri, dari manakah berasal inisiasi Kristiani? Para ahli menyatakan bhw inisiasi Kristiani bukanlah hasil pengaruh Hellenisme, atau upacara pemurnian, atau baptis dari kaum proselit. Kalau demikian, apakah mungkin bhw praksis membaptis berasal dari praksis Yesus historis sendiri? Injil Yohanes mengatakan bhw Yesus sendiri tdk pernah membaptis. Praksis pembaptisan bisa dipastikan sdh ada ketika Yesus masih bersama para murid-Nya, meskipun tdk ditemukan perintah eksplisit yg berasal dari Yesus. Kita bisa mengandaikan bhw praksis pembaptisan itu sesuai dg kehendak Yesus. Jika praksis pembaptisan sesuai dg kehendak Yesus, dari mana berasal isi praksis itu? Pertanyaan ini mjd sangat mendesak krn adanya persamaanpersamaan antara inisiasi Kristiani dg inisiasi Yohanes & inisiasi komunitas Qumran. Apa kaitan antara ketiga inisiasi ini? Praksis inisiasi dg pembaptisan (immersio atau infusio) berbeda dg pembasuhan ritual yg biasa diadakan waktu itu. Pembasuhan ini dilakukan berulang-ulang spt ditetapkan Hukum Taurat. Dlm jemaat Qumran, ada praksis pembasuhan ritual yg mrpk upacara inisiasi. Baptisan Kristiani sbg inisiasi sangat mirip dg upacara ini. Kemiripan ini berasal & Yohanes Pembaptis & jemaatnya, krn Yohanes Pembaptis kemungkinan berasal dari jemaat Qumran ini. Menurut kesaksian PB, ada sejumlah murid Yohanes yg kemudian mjd murid Yesus. Dari murid yg pindah inilah jemaat Kristiani melanjutkan Baptis Yohanes, tpi tdk scr langsung berkaitan dg baptis jemaat di Qumran. Dibandingkan upacara pembasuhan (pemurnian ritual) memang pembaptisan Yohanes berbeda sama sekali. (1) Yohanes menyuarakan kembali seruan para nabi yg menuntut pertobatan bait utk mempersiapkan kedatangan Tuhan. Pembaptisan mrpk ungkapan silih utk pertobatan hati. (2) Dg dibaptis, org jg menerima pengampunan dosa. (3) Lebih lagi, pembaptisan Yohanes mewartakan datangnya pembaptisan yg lain, yaitu pembaptisan dlm “Roh Kudus & Api” yg akan diberikan oleh Yesus Xtus. Melihat konsep pembaptisan Yohanes, ada persamaan sekaligus ada jg perbedaan antara inisiasi Kristiani & inisiasi Yohanes. Persamaannya: 1) Seruan pertobatan & 2) Pemberian pengampunan dosa. Sedangkan perbedaannya adl terletak pd arti teologis yg mendasar antara keduanya, yaitu pewartaan anugerah Roh Kudus pd pembaptisan Yohanes & pemberian 2

anugerah Roh Kudus pd pembaptisan Kristiani. Perbedaan ini bisa dirinci lebih lanjut. Pertama, inisiasi Yohanes (Baptis) mrpk antisipasi jemaat eskatologis, sedangkan inisiasi Kristiani memasukkan ke dlm kenyataan jemaat eskatologis. Kedua, dlm inisiasi Yohanes anugerah Roh Kudus baru dijanjikan, sedangkan dlm inisiasi Kristiani anugerah Roh Kudus sdh diberikan. Roh Kudus mrpk karunia khas di jaman akhir. Org Kristiani tdk hny dibaptis dg air tpi serentak dg Roh Kudus. Inisiasi Kristiani pd akhirnya melanjutkan sekaligus melampaui inisiasi Yohanes. Hubungan keduanya spt hubungan persiapan & pemenuhan. Maka bisa dikatakan bhw inisiasi Kristiani adl pemenuhan dari inisiasi Yohanes yg menjanjikan karunia tersebut. Jadi, sulit menetapkan hubungan historis antara inisiasi Kristiani dg Yesus, tpi bisa dipastikan adanya hubungan teologis. Yesus mendirikan inisiasi Kristiani, buka scr histori, tpi scr teologis. Praksis Inisiasi pd Jemaat Awali Inisiasi Kristiani pd jemaat awali umumnya mengambil bentuk sbb: pemberitaan Injil, tanggapan dlm bentuk pertobatan, akhirnya pembaptisan pd org yg bersangkutan dlm atau dg air. Rumusan yg digunakan pd umumnya ialah rumusan kristologis, yaitu dibaptis dlm nama Yesus Xtus, Tuhan (Kis 223; 8:16). “Nama” Tuhan Yesus menunjukkan daya kekuatan & penyelamatan dari Yesus Xtus. Inisiasi bisa diperkirkan t.a. dua tahap spt tampak pd Kis 8:12-17 & Kis 19:1-7. Dlm perikop-perikop ini 4ambarkan adanya pembaptisan dg air & disusul dg penumpangan tangan agar org-org itu menerima Roh Kudus. Memang ada perikop yg menyatakan bhw mereka sdh menerima Roh Kudus, sebelum dibaptis dlm nama Tuhan Yesus. Dlm teks-teks PB, tdk ada teks yg menunjukkan kaitan antara inisiasi Kristiani (Baptis & penumpangan tangan) dg perjamuan Tuhan atau Ekaristi. Praksis ini bisa ditemukan sejak abad II masehi, sesudah jaman para Rasul. Inisiasi Kristiani menekankan dua dimensi penting, yaitu dimensi vertikal yaitu penyatuan (inkorporasi) dg Xtus, & dimensi horizontal, yaitu penggabungan ke dlm jemaat. Paulus memandang lebih penting pemberitaan Injil yg ditanggapi dg iman (1 Kor 1:14-17) & disertai dg karunia Roh Kudus dari pd pembaptisan itu sendiri. Arti kebangkitan dlm inisiasi dijelaskan oleh Paulus sbg “mengenakan mns baru” yg dicapai dg mati terhadap “mns lama”. Inkorporasi (penyatuan raga) pd Xtus digambarkan oleh Paulus sbg “mengenakan” Xtus. Paulus mengartikan “mengenakan” Xtus ini bukan sekadar spt pakaian yg menutup bagian tubuh luar, tpi dlm arti integral, artinya penyesuaian diri dg pikiran, perasaan Xtus & seluruh pribadi Xtus. Singkatnya, “mengenakan” Xtus berarti 3

mjd sama spt Xtus, yaitu hidup dlm Roh. Gagasan inkorporasi pd Yesus scr lengkap inilah yg mendasarkan penyatuan tiga sakramen sbg sakramen inisiasi (Baptis, Krisma & Ekaristi). Perkembangan Inisiasi Kristiani setelah Jemaat Para Rasul Upacara inisiasi mengalami perkembangan melalui penambahan upacara-upacara lainnya. Demikian jg tiap-tiap bagian jg diperjelas & dipertegas. Yustinus (+165) menulis (Apologia 1, 61-65) bhw sebelum dibaptis org mengikuti pelajaran agama & moral, berdoa & berpuasa. Seluruh jemaat jg ikut berdoa & berpuasa. Kemudian para calon “dilahirkan kembali” dg permandian (loutron) dlm air, dihapuskan dosa-dosanya & mendapat pencerahan. Tertulianus (+223) menyusun sebuah karya lengkap ttg pembaptisan (yg pertama sejauh diketahui, De Baptism). Menurut Tertulianus, sebelum dibaptis seorang hrs mengikuti masa katekumenat. Ia mengungkapkan beberapa upacara tambahan, mis. pemberkatan air baptis, pengolesan sekujur tubuh dari calon baptis dg minyak, tiga kali pembenaman ke air, & penumpangan tangan oleh Uskup disertai berkat yg memanggil Roh Kudus. Dia melihat Baptis dlm kerangka sejarah keselamatan, yg menjelaskan simbolisme air & menjelaskan makna intinya. Tertulianus jg mengembangkan metodologi katekis patristik yg menjelaskan ajaran iman bertitik tolak dari ritusnya. Di Afrika Utara ada aneka upacara yg ditambahkan pd upacara inti, mis. penyangkalan iblis, pengolesan minyak, penandaan & penumpangan tangan. Karya besar yg mendasar utk teologi & liturgi Baptis adl Tradisi Apostolik dari Hipolitus dari Roma (ditulis sekitar tahun 215-220). Karya ini menuliskan baik persiapan calon maupun perayaan Baptis itu. sendiri. Inisiasi meriah dilakukan setelah masa katekumenat tiga tahun. Dlm tata upacara Hipolitus ini (+235), seorang imam di jemaat Roma, dicatat unsur-unsur berikut: 1. Si calon menyangkal iblis. 2. Setelah menanggalkan pakaiannya, seluruh tubuh si calon diolesi dg minyak yg sdh diberkati dahulu. Pengolesan itu mrpk suatu pengusiran iblis scr meriah. 3. Tiga kali si calon terbenam dlm air yg sdh diberkati lebih dahulu disertai pengakuan iman berupa tanya jawab tiga kali. 4. Baptisan baru dioles sekujur tubuh dg minyak (yg sdh diberkati) oleh imam & dilakukan di tempat khusus di luar grj. Sampai upacara ini, imamlah yg memimpin upacara. 4

5. Para baptisan baru diantar masuk ruang grj & Uskup merentangkan kedua tangannya ke atas mereka semua sekaligus disertai doa. 6. Uskup mencurahkan minyak khusus (krisma) yg sdh diberkati ke atas kepala masing-masing baptisan baru disertai doa. 7. Uskup menandai dahi tiap-tiap baptisan baru dg tanda salib tanpa disertai doa. 8. Pelukan damai disertai ucapan “Tuhan sertamu”. Pd upacara ini tampak jelas pembedaan antara upacara yg dipimpin oleh imam & upacara van dipimpin oleh Uskup. Bagian akhir dari upacara inisiasi ini mjd wewenang khusus Uskup saja. Ada perkembangan penting dlm hal ini, yaitu. bhw Agustinus membedakan antara “sakramen yg sah” tpi “tdk berbuah” & “sakramen yg sah & berbuah”. Agustinus menekankan objektivitas sakramen yg tdk bergantung pd org yg menerimakannya. Ini tampak jelas dlm teologinya ttg pembaptisan anak-anak ketika melawan Pelagianisme. Praksis pembaptisan anak-anak sdh ada sejak abad IL Pelagianisme menyangkal penyebaran dosa asal & menyangkal perlunya rahmat serta berpendapat bhw tdk perlu membaptis anak-anak. Pandangan Agustinus diterima & berkembang mjd pandangan Grj ttg pembaptisan anak-anak. Teologi Inisiasi Kristiani Masa Kini Identitas Kristiani  Dlm pandangan Grj Katolik Roma, mereka yg dibenarkan dlm pembaptisan berkat iman (tdk dikatakan: pengakuan imam Grj Katolik Roma), dijadikan anggota tubuh Xtus. Krn itu, mereka yg menerima pembaptisan scr sah dlm Grj-grj lain dipandang oleh anak-anak Grj Katolik Roma sbg saudara (UR 3). Maka pembaptisan mrpk ikatan sakramental yg, mempersatukan & yg berdaya guna di antara mereka semua yg olehnya dilahirkan kembali (UR 22). Maka Baptisan sbg inisiasi ke kekristenan mjd semacam identitas kristiani dari semacam “suku bangsa” dari berbagai marga. Xtus sbg dasar inisiasi hadir scr nyata pd Ekaristi  Setiap sakramen menonjolkan salah satu segi atau aspek penyelamatan yg diefektifkan oleh Yesus Xtus, atau daya kekuatan Xtus sedangkan sakramen Ekaristi menghadirkan Yesus Xtus menurut hakikatnya (substantialiter). Krn itu semua sakramen terarah kpd Ekaristi sbg tujuannya. KV II masih jg mengulang pendekatan Thomas & menyebutkan Ekaristi sbg “sumber & puncak” seluruh kehidupan Kristiani. Sakramen inisiasi memperlihatkan bhw karya penyelamatan dihadirkan scr penuh dlm perayaan Ekaristi atau perjamuan Tuhan. 5

Jemaat sbg pelaku utama inisiasi  Pelaku inisiasi Kristiani pertama-tama ialah jemaat, yg bertindak sbg jemaat Yesus Xtus atau Tubuh Mistik Xtus. Kristuslah yg scr teologis mjd dasar dari pembaptisan & memberi makna pd tindakan sosial inisiasi, akan tpi jemaat Kristiani sbg lembaga sosial yg menginisiasikan. Kedua unsur itu, yaitu karya Allah & tindakan mns, bersatu scr tak terpisahkan tpi jg tdk tercampur. KV II menegaskan bhw Xtus sendirilah yg membaptis (SC 7), meskipun scr material & ritual, jemaatlah yg membaptis melalui org yg diberi wewenang. Dlm perayaan Ekaristi tampak bhw pelaku sakramen ialah jemaat scr keseluruhan, & bukannya jemaat sbg perseorangan. Pelayan sakramen  Jemaatlah yg mempunyai wewenang mjd pelaku utama yg kelihatan & upacara inisiasi, tpi jemaat bertindak melalui org ttt yg diberi otorisasi oleh jemaat. Maka adl wewenang jemaat utk menentukan siapa yg diberi otorisasi utk melakukannya (dlm Grj Katolik Roma, utk situasi normal; diakon, imam & Uskup). Petugas itu hrs bertindak sesuai dg intensi jemaat (intentio faciendi quod facit ecclesia). Dlm situasi darurat atau bahaya mati, Grj memberi wewenang pd semua org utk atas nama jemaat memasukkan org ke dlm jemaat Xtus. Ungkapan iman  Krn inisiasi (jg setiap sakramen) adl tindakan penyelamatan jemaat sbg dimensi kelihatan & tindakan Xtus, maka inisiasi adl jg ungkapan iman kepercayaan jemaat itu. Demikian jg, upacara inisiasi mjd ibadat jemaat yg mengenangkan karya penyelamatan Allah, dahulu, kini & nanti, serta yg memuji Allah (gerakan dari bawah ke atas). Inisiasi sbg tanda perjanjian  Dlm sakramen inisiasi bisa dilihat adanya dua gerakan, yaitu gerak “dari atas ke bawah” & gerak “dari bawah ke atas”. Dua gerakan ini menunjukkan makna inisiasi sbg suatu “perjanjian”, tpi bukan antara dua pihak yg setingkat melainkan antara Alah & mns PB menunjukkan gagasan “perjanjian” ini dg menyebut pembaptisan sbg “sunat” (Kol 2:11; Flp 3:3). Sejalan dg sunat, sakramen Baptis mjd tanda, meterai & cap PB yg diikat Allah dg umat mns. Simbolik rangkap dua dari air  Air digunakan sbg tanda simbolik dari inisiasi. Air adl unsur paling asali. Air mempunyai fungsi ganda, yaitu fungsi simbolik destruktif (negatif) & fungsi simbolik konstruktif (positif). Fungsi negatif air adl menghancurkan, menghapuskan, sedangkan fungsi positif air ialah memberi hidup & kesuburan. Roh jg dilambangkan dg air kehidupan. Kedua arti ini disimbolkan oleh air dlm upacara inisiasi. Dlm upacara inisiasi (pembaptisan) org dibersihkan dari segala dosa, termasuk dosa asal, & dianugerahi kehidupan baru dlm Xtus.

6

Daya kekuatan Yesus Xtus Tuhan  “Nama” berarti daya kekuatan atau daya penyelamatan. Dibaptis dlm nama Tuhan Yesus berarti dibaptis dlm daya penyelamatan Tuhan Yesus Xtus yg dibangkitkan. Kata depan yg digunakan (kpd ‘epi’, dlm ‘en’, menuju ‘eis’) mempunyai arti yg hampir sama dlm pemakaian PB. Daya kekuatan Xtus itulah yg menghapuskan dosa & memberikan kehidupan baru. Daya kekuatan itu tdk lain adl Roh Kudus yg diberikan melalui Yesus yg adl Anak Allah, Bapa. Meterai Baptis  Buah pertama & paling fundamental dari pembaptisan (yaitu inkorporasi pd Yesus Xtus) ialah meterai rohani yg tak terhapuskan. “Meterai” Baptis ini menjadikan org “milik Xtus” scr tetap. Meterai ini menandakan kesetiaan Allah yg tetap mau menyelamatkan org konkret & individual ini, apapun yg tjd. Meterai ini jg menandakan hubungan objektif, prasubjektif & riil dg Xtus, Penyelamat dari Allah. Meterai adl suatu partisipasi ontologis pd, Xtus. BAB II – SAKRAMEN BAPTIS Dasar Biblis Injil Sinoptik  Ada dua ucapan Yesus yg merujuk scr eksplisit ke pembaptisan, namun demikian keduanya tdk berasal dari Yesus sendiri, tpi mrpk hasil tahap, perkembangan yg kemudian. Mat 28:19 jelas mrpk pengaruh liturgi saat itu, & Markus 16:16 berasal dari abad ke 11 yg menandai akhir Injil Markus. Berdasarkan data PB yg ada, sulit menentukan bhw scr historis Yesus menetapkan pembaptisan, meskipun scr teologis makna Baptis jelas berasal dari Yesus. Rasul Yohanes  Baptis dipandang sbg kelahiran ilahi dlm Injil keempat (Yoh 3:3-10) & dlm 1 Yoh 2:29-3:9. Titik tolak Yohanes bukan baptisan Yohanes Pembaptis, tpi anugerah Roh Kudus yg diberikan kpd Grj. Anugerah itu adl buah dari wafat & pemuliaan Xtus. Penenggelaman dlm Roh Kudus itulah yg menyelamatkan mereka yg percaya. Melalui sakramen Baptis, diwujudkanlah dlm diri baptisan perjalanan rohani dari inkarnasi sampai penyaliban & pemuliaan Yesus. Baptis sbg kelahiran kembali tampak dlm pembicaraan Yesus dg Nikodemus (Yoh 3:1-21) & kelahiran kembali berasal “dari atas” & Roh. Dari penelitian para ekseget, bisa dibuktikan bhw kata2 “air & api” pd Yoh 3:5 tdk asli atau tambahan yg dilakukan redaksi Injil Yohanes pd akhir tulisan. Bagi Paulus gagasan Baptis sbg “kelahiran kembali” hny ditemukan dlm Tit 3:5, sedangkan surat pastoral hny pd surat pertama Petrus. Ada gagasan katekese primitif. Dari Yoh 3:22 bisa disimpulkan bhw murid Yesus melakukan pembaptisan jg pd masa Yesus. Berarti, sdh semasa hidup Yesus, pembaptisan sbg kelahiran kembali dilihat sbg upacara inisiasi. 7

Kisah Para Rasul  membedakan antara pembaptisan air & pembaptisan Roh; bahkan pembaptisan Roh mendahului pembaptisan air (Kis 10:47;11:16). jarak antara keduanya dlm Kis 8:12-17 digunakan kemudian sbg argumen biblis utk pemisahan sakramen Krisma & Baptis. Baptis diberikan “dlm (ke dlm) nama Yesus”. Sesuai dg teologi nama-nama dlm PB & khususnya dlm Kis, titik yg menentukan dlm proses ini ialah bhw sesuatu dilakukan dlm nama Yesus, artinya dlm kekuatan Yesus pengampunan dosa & keselamatan tjd. “Dlm nama Yesus” merujuk pd, peristiwa keselamatan dlm Yesus yg dirangkum dlm bentuknya yg paling ringkas & padat. Paulus  merefleksikan Baptis dg kerangka utama misteri sengsara, wafat, pemakaman & kebangkitan Yesus Xtus. Baptis dilihat sbg kelahiran kembali, penciptaan baru, pembaharuan hidup, pencerahan, pemurnian, pengudusan, d1l. Pd dasarnya bagi Paulus, Baptis adl peristiwa iman yg ditandai oleh unsur hakiki yaitu; seseorang disatukan (inkorporasi) scr riil dg misteri peristiwa Yesus, dlm misteri sengsara, wafat, pemakaman & kebangkitan Yesus. Inkorporasi riil pd Yesus Xtus ini berupa persatuan nyata (bukan hny scr rohani atau moral) dg Xtus dlm seluruh tujuan hidupnya – hidup, penyaliban, pemakaman & pembangkitan Yesus (Rom 6:4-8) yg melampaui ruang & waktu & sangat menentukan hidup Kristiani. Penyatuan ini berarti jg dikonformasikan, diserupakan, dg wafat & kebangkitan Xtus. Bagi Paulus, ada perbedaan gradasi dlm hal persatuan dg Xtus. Pertama, persatuan dg Xtus sbg anggota umat mns krn peristiwa Kalvari. Paulus melihat bhw peristiwa wafat & kebangkitan Yesus Xtus mempunyai dampak pd semua mns, bukan pertama-tama dg mereka yg percaya & dibaptis. Kedua, persatuan dg Xtus krn iman. Persatuan dg Xtus scr subjektif mulai tjd ketika baptisan itu mulai mengimani Yesus Xtus. Paulus bisa berkata bhw “kita” telah mati di salib bersama Yesus Xtus bahkan sebelum pembaptisan. Dlm iman yg sama, org disatukan dg kebangkitan Xtus, artinya org tersebut bangkit bersama. Xtus, & menandai awal hidup baru dlm diri org tersebut. Persatuan dlm iman inilah yg kemudian diwujudkan dg tindakan simbolis & praksis org-org Kristiani. Ketiga, persatuan dg Xtus krn Baptis. Dlm peristiwa ini, Baptis mewakili suatu waktu ttt dlm kematian Yesus, yaitu kesatuan dg pemakaman Yesus, artinya baptisan sungguh-sungguh dikuburkan bersama. Yesus (spt direfleksikan dlm Kol 2:11-12). Dimakamkan berarti bhw melalui sakramen Baptis, org sdh mati di salib bersama Xtus lama sebelum upacara pembaptisan tersebut Paulus tdk mempertentangkan iman & Baptis. Pembaptisan didahului oleh tindakan mengimani Yesus Xtus (keselamatan krn iman). Sakramen Baptis menyatakan scr publik bhw org itu dikuburkan bersama Xtus & ingin tetap mempertahankan bersama Dia dlm hidup baru. Dg kata lain, iman org 8

itulah isi tindakan simbolis sakramen Baptis. Dlm arti ini Baptis mjd ungkapan yg kelihatan dari kenyataan bhw kekuasaan dosa sdh dihancurkan & dunia didamaikan dg Allah, sebelum pertobatan individual dlm iman. Surat Petrus (1 Ptr 3:19-21) menggambarkan Baptis sbg...


Similar Free PDFs