VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET PARATUSIN ® SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI PDF

Title VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET PARATUSIN ® SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
Author Anita Febryandi
Pages 10
File Size 280.8 KB
File Type PDF
Total Downloads 88
Total Views 497

Summary

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET PARATUSIN® SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Eko Priyono, Drs. Agus Taufiq, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si. Kimia, FMIPA UNPAK Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor Jawa Barat Email: [email protected]....


Description

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORFENIRAMINA MALEAT DAN FENILPROPANOLAMINA DALAM SEDIAAN TABLET PARATUSIN® SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Eko Priyono, Drs. Agus Taufiq, M.Si. dan Ade Heri Mulyati, M.Si. Kimia, FMIPA UNPAK Jl. Pakuan PO Box 452 Bogor Jawa Barat Email: [email protected] SUMMARY Analytical method validation is an effort to obtain and document proof to suggest that the results of test methode in a reliable test method established limit. The purpose of this research is to test and prove the validity of the analysis method used to determine of Chlorpheniramine Maleate and Phenylpropanilamine in Paratusin® tablet with high performance liquid chromatography is valid, so feasible and reliable for regular inspection in QC laboratory of PT Prafa. Method used for this assay of pharmaceutical goods is High Performance Liquid Chromatography (HPLC) that analyzed simultanously which use of mobile phase has been adjusted so that the accuracy of the result data can be obtained. Validation method parameters include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy and range. The result of system suitability test of CTM and PPA for asymetri is 1.275 and 1.240 with relative standard deviation is 0.062 and 1.172. Specifity obtained that the solvent, mobile phase and placebo is not imparting an influence for this method. Linearity test of CTM and PPA is obtained coefficient of correlation is 0.999. Precision test is obtained for relative standard deviation is 1.02 % and 0.56 %. Accuracy test is obtained of % recovery for CTM and PPA is at range 100.87 % to 101.10 % and 101.19 % to 101.43 %. Range test is obtained for CTM and PPA for relative standard deviation is 0.08 %. Based on the results (include system suitability test, specifity, linearity, precision, accuracy and range) of determination validation method of Chlorpheniramine Maleate and Phenylpropanilamine in Paratusin® tablet with high performance liquid chromatography (HPLC), this method is valid to used for regular inspection in QC laboratory of PT Prafa. Keywords: Method validation, Phenylpropanilamine

HPLC,

Chlorpheniramine

Maleate,

adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan modal utama untuk hidup. Tanpa kesehatan yang baik maka manusia sulit untuk dapat melaksanakan kegiatannya secara normal. Oleh karena itu, upaya peningkatan kesehatan selalu dilakukan oleh pemerintah untuk kesehatan masyarakat secara umum

Pendahuluan Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis (UU Kesehatan No. 23/1992). Kesehatan 1

jenis obat untuk masyarakat, salah satunya yang dikenal adalah tablet Paratusin®. Tablet Paratusin® merupakan obat generik yang mengandung Parasetamol 500 mg, Gliseril Guaiakolat 50 mg, Noskapin 10 mg, Fenilpropanolamina HCl 15 mg dan Klorfeniramina Maleat 2 mg. Tablet ini bekerja sebagai analgesik-antipiretik, expektoran. antihistamin dan dekongestan hidung yang mampu meringankan gejala-gejala flu, seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin yang disertai batuk. Sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan kualitas obat, industri farmasi semakin dituntut untuk memenuhi persyaratan Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) yang sifatnya dinamis mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi yang juga lebih dikenal dengan current GMP (cGMP). CPOB adalah pedoman yang bertujuan untuk memastikan agar sifat dan obat yang telah ditentukan tetap dicapai, sehingga obat-obat yang diproduksi aman untuk dikonsumsi. Obat yang aman untuk dikonsumsi dapat diketahui hasilnya melalui pemeriksaan dengan metode analisis tertentu dan hasilnya dibandingkan dengan syarat yang telah ditetapkan. Untuk membuktikan bahwa metode analisis dapat memberikan data yang valid, maka dilakukan validasi metode analisis. Penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) sebelumnya ditetapkan dengan menggunakan metode spektrofotometri dan Fenilpropanolamina (PPA) sebelumnya ditetapkan dengan menggunakan metode titrasi. Kedua metode tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan standar acuan terbaru yaitu USP 32 NF tahun 2009 yang telah menggunakan metode

maupun oleh masing-masing individu. Upaya peningkatan kesehatan berhubungan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Untuk pelaksanaan upaya peningkatan kesehatan memerlukan perbekalan kesehatan salah satunya adalah sediaan farmasi atau lebih dikenal dengan istilah obat. Obat adalah bahan atau paduan bahan-bahan yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosa, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, dan peningkatan kesehatan. Obat merupakan komoditi yang sangat penting dan dibutuhkan oleh masyarakat. Ketersediaan obat di masyarakat menjadi tanggung jawab pemerintah dan juga tidak lepas dari peran serta industri farmasi sebagai pihak yang memproduksi dan memasok obat bagi masyarakat. Pemerintah dan industri farmasi harus bekerja sama untuk menjamin ketersediaan obat bagi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Pada kenyataannya tidak hanya masalah ketersediaan obat yang perlu diperhatikan, tetapi unsur utama dari obat yaitu kualitas, efektifitas dan keamanan juga harus menjadi faktor penting yang diperhatikan. Industri farmasi harus menghasilkan produk yang bermutu, efektif dan aman dikonsumsi oleh masyarakat, dengan cara mengatur dan mengelola semua hal yang berhubungan dengan proses pembuatan obat dengan sebaik-baiknya, dari mulai pemilihan bahan baku sampai proses pemasaran produk. PT Prafa adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang industri farmasi yang ikut berperan serta memproduksi dan memasok berbagai 2

kromatografi cair kinerja tinggi. Kemudian dengan penyesuaian dalam penggunaan fase gerak (merujuk pada penetapan kadar produk lain yang sejenis), penetapan kadar CTM dan PPA dapat dilakukan secara bersamaan menggunakan metode modifikasi secara kromatografi cair kinerja tinggi sehingga keakuratan hasil penetapan dan efisiensi waktu dapat diperoleh. Validasi metode analisis merupakan upaya untuk mendapatkan dan mendokumentasikan bukti yang menyatakan bahwa hasil analisis metode uji dapat dipercaya dalam syarat yang sudah ditetapkan. Sasaran dari validasi tersebut adalah menjamin prosedur pemeriksaan yang digunakan memberikan hasil yang dapat dipercaya, dan menjamin reprodusibilitas hasil pemeriksaan.

Citeureup-Bogor. Penelitian dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2012. Daftar peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 1.Daftar peralatan yang digunakan Nama alat Neraca Analitik

Spesifikasi Mettler Dragon 204 atau Sartorius CPA26P

HPLC

Shimadzu LC 2010A

Kolom HPLC Vial dan tutup sampel HPLC Labu ukur

Shim-pack CLC-CN(M) - 5µm Ukuran yang sesuai Gelas Grade A, 50 mL, 100 mL

Pipet

Gelas Grade A 5,0 mL

Filter 0,45 μm

Milipore

Daftar bahan yang digunakan adalah sebagai berikut : Tabel 2. Daftar bahan yang digunakan Pereaksi

Spesifikasi

KH2PO4

Merck (Cat.# 104873)

Metanol HPLC Asam asetat glacial

JT Baker (Cat. # 9093-68) JT Baker (Cat. # 9058-69)

Trietilamina

Merck (Cat.# 808352)

Asetonitril HPLC

JT Baker (Cat. # 9017-69)

Air

Air untuk produk injeksi (air suling)

Klorfeniramina Maleat

Kadar 98,92% (standar pembanding)

Fenilpropanolamina

Kadar 99,11% (standar pembanding)

Pembuatan larutan dapar Dilarutkan 0,78 gram Kalium dihidrogen fosfat dalam 900 mL aquadest, lalu ditambahkan 10 mL trietilamina dan tambah asam asetat glasial hingga mencapai pH 5,3, kemudian dicampur dengan aquadest sampai volume 1000 mL (larutan A). Dicampurkan larutan A dan metanol dengan perbandingan 2 : 1.

Tujuan dan Manfaat Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan keabsahan metode analisis yang digunakan dalam penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam sediaan tablet Paratusin secara kromatografi cair kinerja tinggi bersifat valid, sehingga layak dan dapat dipercaya untuk pemeriksaan secara rutin di laboratorium QC PT Prafa.

Pembuatan pelarut Dicampurkan larutan dapar dan asetonitril dengan perbandingan 30 : 70.

Hipotesis Metode analisis penetapan kadar Klorfeniramina Maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam  sediaan tablet Paratusin secara kromatografi cair kinerja tinggi layak dan dapat dipercaya untuk pemeriksaan rutin di laboratorium QC PT Prafa.

Pembuatan fase gerak Dicampurkan pelarut dan aquadest dengan perbandingan 75 : 25 kemudian disaring menggunakan filter 0,45 µm. Pembuatan larutan standar Dilarutkan dalam pelarut standar pembanding CTM sebanyak 10 mg dalam labu ukur 50 mL, cukupkan volume hingga tanda batas. Pipet 5 mL larutan ke dalam labu ukur 100 mL, tambahkan 7,5 mg standar pembanding

Metode Penelitian Penelitian dan validasi metode analisis ini dilakukan di Laboratorium Quality Control PT Prafa yang beralamat di Jln. Lanbau Desa Karang Asem Barat, 3

PPA dan dilarutkan dengan pelarut hingga tanda batas (konsentrasi CTM = 0,01 mg/ml, PPA = 0,075 mg/ml). Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup.

larutan standar pembanding. Diinjeksikan pelarut, fase gerak, larutan sampel, larutan plasebo dan larutan standar pembanding ke dalam sistem kromatografi. Linieritas Dibuat sederet larutan standar dengan 5 kadar berbeda pada rentang 50% hingga 150% (50%, 75%, 100%, 125%, 150%) dengan pembuatan larutan standar konsentrasi 100% yaitu, ditimbang 10 mg standar CTM ke dalam labu ukur 50 ml ditambahkan dengan pelarut hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Dipipet 5 mL larutan standar CTM dan ditambahkan 7,5 mg standar PPA ke dalam labu ukur 100 mL ditambahkan dengan pelarut hingga tanda batas, lalu dihomogenkan. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC dan ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Ditentukan persamaan regresi linier dan koefisien korelasi (r). Untuk konsentrasi 50%, CTM ditimbang 5 mg dan PPA ditimbang 3,75 mg. Untuk konsentrasi 75%, CTM ditimbang 7,5 mg dan PPA ditimbang 5,625 mg. Untuk kosentrasi 125%, CTM ditimbang 12,5 mg dan PPA ditimbang 9,375 mg. Untuk konsentrasi 150%, CTM ditimbang 15 mg dan PPA ditimbang 11,25 mg.

Preparasi sampel Ditimbang dan gerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Hitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Kondisi pengukuran Sebelum dilakukan analisis untuk validasi ini harus dipastikan bahwa alat yang digunakan masih berstatus terkalibrasi. Standar, pereaksi, bahan untuk plasebo memenuhi spesifikasi dan belum kadaluarsa. Parameter uji metode validasi yang dilakukan meliputi uji kesesuaian sistem, spesifitas, linieritas, presisi, akurasi dan rentang. Uji kesesuaian sistem Diinjeksikan larutan standar CTM dan PPA ke dalam sistem kromatografi sebanyak 6 kali. Dihitung asimetri terhadap CTM dan PPA, simpangan baku relatif (%RSD) terhadap waktu retensi dan simpangan baku relatif (%RSD) terhadap area.

Presisi Ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Dihitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar

Spesifitas Disiapkan larutan sampel dari serbuk plasebo yang terbuat dari campuran sintesis material pendukung produk. Spesifitas ditentukan dengan membandingkan peak larutan sampel, larutan plasebo, fase gerak, solven dan 4

kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar CTM dan PPA serta ditentukan koefisien korelasi (r) dan simpangan baku relatif (%RSD) terhadap persen perolehan kembali. Untuk konsentrasi 80% sampel ditimbang ± 264 mg, sedangkan untuk konsentrasi 120% sampel ditimbang ± 396 mg. Berikut tabel kriteria penerimaan validasi sehingga validasi yang dilakukan dapat dikatakan memenuhi persyaratan atau tidak. Tabel 3. Kriteria penerimaan validasi metode penetapan kadar

CTM dan PPA dan ditentukan simpangan baku relatif (%RSD). Lakukan prosedur di atas sebanyak 6 kali preparasi. Akurasi Dibuat larutan sampel pada konsentrasi 80, 100, 120 %. Analisis dikerjakan triplo untuk masing-masing konsentrasi. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 100% caranya yaitu ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet. Dihitung bobot ratarata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC kemudian ditutup. Diinjeksikan ke dalam sistem kromatografi. Dihitung kadar CTM dan PPA serta ditentukan % perolehan kembali sampel yang diperoleh. Untuk konsentrasi 80% sampel ditimbang ± 264 mg, sedangkan untuk konsentrasi 120% sampel ditimbang ± 396 mg.

Parameter validasi Uji kesesuaian sistem Spesifitas Linieritas Presisi Akurasi Rentang (range)

Kriteria penerimaan

 Asimetri : 0,5 – 2,0  SBR waktu retensi : < 2%  SBR Area : < 2% Tidak muncul peak pada material yang lain Koefisien korelasi (r) > 0,998 SBR ≤ 2,0 % % Perolehan kembali 98 – 102 % SBR ≤ 2,0 % nilai koefisien korelasinya (r) ≥ 0,998

Hasil dan Pembahasan Validasi metode penetapan kadar Klorfeniramina maleat (CTM) dan Fenilpropanolamina (PPA) dalam sediaan tablet Paratusin® secara KCKT menghasilkan data yang memenuhi persyaratan CPOB. Hal ini dapat diketahui dari data tiap parameter validasi. Hasil yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan persyaratan CPOB sehingga dapat diketahui parameter tersebut telah sesuai syarat validasi metode atau tidak. Secara lengkap data hasil validasi metode tersebut dapat dilihat pada data hasil tiap parameter validasi.

Rentang Dibuat larutan sampel pada konsentrasi 80, 100, 120 % dan dikerjakan triplo untuk tiap konsentrasi. Pembuatan larutan sampel dengan konsentrasi 100% caranya yaitu ditimbang dan digerus halus sampel sebanyak 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata per tablet. Ditimbang sejumlah serbuk tablet yang setara dengan bobot setengah tablet (± 330 mg) ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan dan diencerkan dengan pelarut hingga tanda batas. Untuk mempercepat kelarutan, dilakukan ultrasonik selama 30 menit. Disaring dengan filter 0,45 µm dan dimasukkan ke dalam vial HPLC

Uji kesesuaian sistem Uji kesesuaian sistem dilakukan untuk menetapkan keefektifan sistem operasi atau metode sebelum digunakan. Data hasil uji kesesuaian sistem dapat dilihat pada Tabel 4.

5

Linieritas Uji Linieritas suatu metode analisis bertujuan untuk membuktikan adanya hubungan linier antara konsentrasi zat sebenarnya (teoritis) dengan respon alat. Dalam hal ini dituntut ketelitian pada saat preparasi serta kemampuan alat mendeteksi zat yang diukur dengan tepat dan teliti. Linieritas atau kecenderungan korelasi antara dua variabel biasanya dinyatakan dalam koefisien korelasi (r). Linieritas yang baik atau adanya korelasi yang erat ditunjukkan dengan harga koefisien korelasi (r) yang mendekati atau sama dengan nilai satu. Hasil uji linieritas dapat dillihat pada Tabel 6. dan 7. Tabel 6. Data hasil uji linieritas CTM

Tabel 4. Data hasil uji kesesuaian sistem No 1 2 3 4 5 6 rata-rata SBR (%)

Waktu retensi PPA CTM 6,813 10,063 6,808 10,064 6,805 10,079 6,810 10,090 6,813 10,085 6,817 10,085 6,811 10,078 0,062 0,114 Asimetri

Area PPA 81668 84501 83408 84044 83266 82985 83312 1,172

CTM 174146 173973 174069 173326 173492 174060 173844 0,199

Asimetri PPA CTM 1,250 1,270 1,234 1,275 1,240 1,275 1,228 1,278 1,245 1,276 1,243 1,278 1,240 1,275

Dari hasil uji kesesuaian sistem, asimetri CTM diperoleh 1,275 dan PPA 1,240. Simpangan baku relatif untuk waktu retensi dan area CTM diperoleh 0,114 dan 0,119 sedangkan PPA diperoleh 0,062 dan 1,172. Nilai hasil uji tersebut masih memenuhi syarat yang ditetapkan, sehingga metode ini sesuai untuk digunakan. Spesifitas Spesifitas adalah uji untuk mengetahui pengaruh yang diberikan pelarut, fase gerak dan plasebo (bahanbahan pengisi dan bahan-bahan tambahan tanpa kandungan bahan aktif) terhadap pengukuran bahan aktifnya. Data hasil uji spesifitas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Data hasil uji spesifitas No 1 2 3 4 5 6

Larutan Pelarut Fase gerak Larutan plasebo Larutan baku pembanding-1 Larutan baku pembanding-2 Larutan sampel

CTM Waktu retensi 0 0 0

Area 0 0 0

PPA Waktu retensi 0 0 0

Area 0 0 0

10,063

174146

6.813

81668

10,064

173973

6.808

84501

10,138

170045

6.804

80485

Tingkat mg Konsentrasi konsentrasi standard (mg/mL) (%) 50 5,1 0,0051 75 7,5 0,0075 100 10,1 0,0101 125 12,7 0,0127 150 15,1 0,0151 Persamaan regresi linier r

Area 72595 104170 140773 174375 207669 y = 13506029,60x + 3505,50 0,999

Tabel 7. Data hasil uji linieritas PPA Tingkat mg Konsentrasi konsentrasi standard (mg/mL) (%) 50 3,78 0,0378 75 5,65 0,0565 100 7,59 0,0759 125 9,34 0,0934 150 11,23 0,1123 Persamaan regresi linier r

Area 32531 48633 65829 80861 96894 y = 865859x - 145,6 0,999

Uji linieritas dilakukan dengan membuat larutan dari bahan baku pembanding CTM dan PPA dengan 5 konsentrasi berbeda pada rentang 50 – 150%, kemudian dibuat kurva hubungan antara konsentrasi terhadap area yang diperoleh. Hasil uji linieritas CTM didapatkan persamaan garis y = 13506029,60x + 3505,50 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,999, sedangkan hasil uji linieritas PPA didapatkan persamaan garis y = 865859x - 145,6 dan koefisien korelasi sebesar 0,999. Pada uji linieritas diperoleh nilai koefisien korelasi untuk CTM 0,999 dan

Pada tabel dapat dilihat bahwa pelarut, fase gerak dan larutan plasebo tidak memberikan pengaruh pada penetapan kadar CTM dan PPA. Pada kromatogram memang menunjukkan adanya puncak, tetapi puncak tersebut bukan puncak yang spesifik untuk CTM maupun PPA. Oleh karena itu, dapat dikatakan pelarut, fase gerak dan plasebo tidak memberikan pengaruhv terhadap penetapan kadar CTM dan PPA dalam sediaan tablet Paratusin®.

6

PPA 0,999 sehingga metode uji ini telah memenuhi persyaratan uji linieritas yaitu > 0,998. Oleh karena itu, metode ini pada konsentrasi kerja 50% sampai dengan 150% masih memberikan garis linier. Nilai tersebut menggambarkan adanya korelasi yang berbanding lurus antara respon deteksi alat terhadap nilai konsentrasi zat aktif.

Akurasi Akurasi sering dinyatakan perolehan kembali. Parameter akurasi bertujuan untuk menentukan metode uji yang digunakan dapat memberikan hasil yang sama dengan nilai sebenarnya atau dengan kata lain konsentrasi yang didapat sama dengan konsentrasi sebenarnya.Uji akurasi dilakukan dengan membuat larutan dari bahan baku pembanding CTM dan PPA pada tiga konsentrasi yang berbeda dengan tiga kali pengulangan. Hasil Uji akurasi dapat dilihat pada Tabel 10. dan 11. Tabel 10. Data hasil uji akurasi CTM

Presisi Pres...


Similar Free PDFs