Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat PDF

Title Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat
Author Nabila Aisiah
Pages 10
File Size 205.6 KB
File Type PDF
Total Downloads 293
Total Views 847

Summary

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat Oleh: Nabila Fatin Aisiah M0614026 S1 Farmasi 2014 Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2016 Percobaan V Isolasi T...


Description

LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

Oleh:

Nabila Fatin Aisiah M0614026 S1 Farmasi 2014

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2016

Percobaan V Isolasi Trimiristin dan Asam Miristat dari Biji Buah Pala Penyabunan Trimiristin Untuk Mendapatkan Asam Miristat

I.

Tujuan Dapat melakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi

II.

Dasar Teori Myristica fragrans umumnya dikenal sebagai “pala”, terdiri dari dua bagian yaitu gada dan pala. Pala adalah kernel biji dalam buah sedangkan gada adalah renda merah yang menutupi kernelnya. M. fragrans merupakan famili dari Myristicaceae ordo Magnoliales yang terdiri dari sekitar 150 genera dan lebih dari 3000 spesies. Spesies Myristica merupakan spesies asal Maluku dan asli di India, Indonesia dan Sri Lanka dan sekarang telah banyak dibudidayakan di banyak negara tropis hingga Afrika Selatan (Asgarpanah, 2012). Dalam biji pala, terutama biji yang tua, di samping minyak atsiri, terdapat komponen yang bersifat tidak menguap yang disebut fixed oil atau disebut mentega pala. Fixed oil adalah bahan-bahan yang dapat larut dalam pelarut organik, tetapi tidak dapat didestilasi. Biji pala mengandung fixed oil sebesar 20–40% yang tersusun dari asam miristat, trimiristin dan gliserida dari asam laurat, stearat dan palmitat. Sementara itu, penelitian isolasi trimiristin dari sisa penyulingan biji pala, hasilnya menunjukkan rendemen trimiristin sebesar 21,60 % dengan kemurnian 89,86%. Trimiristin merupakan suatu jenis lemak yang banyak digunakan dalam pembuatan kosmetik kulit sebagai pemutih (whitening agent) dan harganya sangat tinggi. Selama ini lemak trimiristin hanya dihasilkan dari minyak kelapa (coconut oil), minyak inti sawit (palm kernel oil), dan minyak babassu (babassu oil) (A’mun, 2013). Sokletasi adalah suatu metode/proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang - ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Pengambilan suatu senyawa organik dari suatu bahan alam padat disebut ekstraksi. Jika senyawa organik yang terdapat dalam bahan padat tersebut dalam jumlah kecil, maka teknik isolasi yang digunakan tidak dapat secara maserasi, melainkan dengan teknik lain dimana pelarut yang digunakan harus selalu dalam keadaan panas sehingga diharapkan dapat mengisolasi senyawa organik itu lebih efesien. Isolasi semacam itu disebut sokletasi (Drastinawati, 2013). Prinsip kerja sokletasi yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan di dalam slongsong yang telah dilapisi kertas

saring sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam slongsong menyari zat aktif di dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali kelabu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah mencapai 20-25kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Ansel, 1989). Syarat - syarat pelarut yang digunakan dalam proses sokletasi ialah pelarut yang mudah menguap seperti: n-heksana, eter, petroleum eter, metil klorida dan alkohol, titik didih pelarut rendah, pelarut tidak melarutkan senyawa yang diinginkan. Merupaka pelarut terbaik untuk bahan yang akan diekstraksi. Pelarut tersebut akan terpisah dengan cepat setelah pengocokan, sifat pelarut sesuai dengan senyawa yang akan diisolasi, polar atau nonpolar (Voight, 1995).

III.

Alat dan Bahan A. Alat 1. Rangkaian alat soxhlet

1 set

2. Corong gelas

1 buah

3. Erlenmeyer

1 buah

4. Statif

1 buah

5. Klem

2 buah

6. Labu alas bulat

1 buah

7. Heater

1 buah

8. Waterbath

1 buah

9. Gelas beaker

1 buah

10. Pipet tetes

2 buah

11. Batang pengaduk

1 buah

12. Sendok tanduk

2 buah

13. Neraca analitik

1 buah

14. Kertas saring

3 buah

15. Batu didih

3 buah

B. Bahan 1. Serbuk biji pala

80 gram

2. N-Heksana

425 ml

3. Aseton

45 ml

4. HCL Pekat

12 ml

5. NaOH 6M

12 ml

6. Etanol

12 ml

7. Aquadest

100 ml

C. Gambar Alat

IV.

Cara Kerja A. Isolasi Trimiristin dari Biji Buah Pala 80 gram serbuk biji buah pala

Ditambah

465 ml N-Heksana dan 3 batu didih

Dibungkus kertas saring dan dimasukkan alat soxhlet

Sampel Dirangkai Alat Soxhlet Disoxhletasi selama 2 jam (7 siklus) Ekstrak Cair Diuapkan hingga pelarut menguap Dicuci Ekstrak Kental

45 ml Aceton

Disaring selagi panas Filtrat panas Didinginkan di lemari es selama 1 hari Ditetesi Kristal Aceton secukupnya (2-4 tetes) Disaring, ditunggu kering dan ditimbang Kristal Trimiristin Dihitung %Rendemen

B. Penyabunan Trimiristin Menjadi Asam Miristat Ditambah

0,80 g (0,001) trimiristin

12ml NaOH 6M dan 12ml Etanol

Dimasukkan labu alas bulat. dirangkai alat refluks dan direfluks 1 jam Didinginkan Larutan Panas

Air Es

Diaduk Ditambah

Larutan dingin

HCL Pekat 12ml hingga asam

Diuji kertas lakmus Didinginka n Diuapkan dengan corong buchner

Endapan asam miristat

Dicuci

Kristal miristat dikeringkan Kristal kering dihitung %Rendemen, Dibandingan teori 1 mol trimiristin= 3 mol asam miristat

V.

Hasil 1. Organoleptis Organoleptis Bentuk Bau Warna Tekstur

Hasil Kristal Khas Pala Putih Kekuningan Lembut

2. Rendemen Hasil Berat Bahan Berat Hasil 80g 31,8392g

Rendemen 39,8%

Air es

10ml air dingin

VI.

Pembahasan Pada percobaan, dilakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji pala. Tujuan dari percobaan ini ialah untuk dapat melakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi. Sokletasi merupakan suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Prinsip sokletasi ialah penyarian yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyarian ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersaring. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Sokletasi digunakan pada pelarut organik tertentu. Dengan cara pemanasan, sehingga uap yang timbul setelah dingin secara kontinu akan membasahi sampel, secara teratur pelarut tersebut dimasukkan kembali kedalam labu dengan membawa senyawa kimia yang akan diisolasi tersebut. Pelarut yang telah membawa senyawa kimia pada labu distilasi diuapkan dengan rotari evaporator sehingga pelarut tersebut dapat diangkat lagi bila suatu campuran organik berbentuk cair atau padat ditemui pada suatu zat padat, maka dapat diekstrak dengan menggunakan pelarut yang diinginkan (Drastinawati, 2013). Pada alat sokletasi, terdiri dari beberapa komponen diantaranya kondensor, timbal/slongsong, pipa f, sifon, dan labu alas bulat. Kondensor berfungsi sebagai pendingin balik dan juga untuk mempercepat proses pengembunan. Uap dari pelarut yang telah melewati pipa f akan di embunkan pada kondensor dan berubah menjadi tetesan dan jatuh pada sampel. Pipa f berfungsi sebagai tempat lewatnya uap bagi pelarut yang menguap dari proses penguapan. Sifon berfungsi sebagai indikator perhitungan siklus dimana bila pada sifon telah penuh larutan maka akan jatuh ke labu alas bulat dan menandai telah terjadi 1 siklus. Timbal/slongsong berfungsi sebagai wadah untuk sampel yang akan diambil zatnya dan labu alas bulat berfungsi sebagai wadah untuk pelarut dan senyawa yang telah tersari. Pada percobaan, digunakan sampel berupa biji pala sebanyak 80g dimana di haluskan terlebih dahulu hingga berbentuk serbuk. Tujuan dari penyerbukan biji pala ialah untuk memperbesar luas permukaan kontak antara sampel dengan pelarut sehingga semakin banyak senyawa yang dapat tersari oleh pelarut. Digunakan pelarut N-heksan sebanyak 465ml dalam proses penyarian. Pemilihan pelarut berdasarkan prinsip like dissolve like dimana senyawa polar akan mudah tersari dan terlarut oleh pelarut polar dan begitupula sebaliknya. N-heksan merupakan pelarut non polar

sehingga dapat menyari senyawa trimiristin yang bersifat non polar. Struktur dari trimiristin ialah:

Proses sokletasi dilakukan selama 2 jam hingga mencapai 7 siklus untuk memaksimalkan penyarian senyawa. Dilakukan penambahan batu didih pada proses pemanasan pelarut untuk mempercepat proses pemanasan dan agar pemanasan terjadi secara merata pada labu. batu didih bekerja dengan cara memperluas bidang pemanasan sehingga proses ekstraksi dapat berlangsung lebih cepat. Serbuk pala dibungkus dengan kertas saring agar tidak ada serbuk yang jatuh dan menyumbat bagian-bagian dari pipa pada alat soklet. Setelah 7 siklus, pelarut dalam labu alas bulat dipindahkan dan disaring untuk memisahkan pengotor-pengotor yang mungkin masih terdapat pada larutan. Filtrat kemudian diuapkan dengan tujuan untuk menghilangkan pelarut sehingga hanya tertinggal senyawa yang diinginkan. Pelarut N-heksan memiliki titik didih yang lebih rendah dibandingkan trimiristin sehingga pada saat proses penguapan hanya pelarut saja yang menguap dan menyisakan senyawa isolasi dalam bentuk minyak cair. Dalam keadaan panas, dilakukan penambahan 45ml aseton dan langsung disaring kembali dalam keadaan panas. Penambahan aseton bertujuan untuk mengikat senyawa-senyawa pengotor yang tidak diinginkan. Penyaringan haruslah dalam keadaan panas karena aseton dapat mengikat zat pengotor apabila dalam keadaan panas. Selanjutnya dilakukan proses kristalisasi dari sampel. Kristalisasi merupakan proses pemurnian senyawa dari pengotornya dimana akan terjadi pembentukan kristal pada senyawa dan memisah dari zat-zat pengotornya. Sampel minyak pala kemudian dikristalkan dalam lemari pendingin selama 24 jam dan didapatkan kristal trimiristin kotor berwarna putih kekuningan. Kristal kotor dicuci kembali dengan tetesan aseton untuk memisahkan pengotor yang sifatnya polar. Aseton yang digunakan hanya sedikit karena apabila terlalu banyak maka sampel akan terlalu basah dan dapat memperlama proses pengeringan. Kristal yang telah dicuci kemudian dikering anginkan beberapa saat untuk menghilangkan zat pembasah agar didapatkan berat yang konstan pada saat penimbangan. Dilakukan penimbangan dan didapatkan hasil berat kristal sebesar

31,8392g dengan nilai rendemen sebesar 39,8%. Berdasarkan literatur, didapat rendemen dari trimiristin pada biji pala sebesar 79,55%. Terdapat perbedaan hasil rendemen yang didapatkan. Hal ini kemungkinan karena proses penghalusan biji pala yang kurang sehingga serbuk yang dihasilkan kurang halus dan luas permukaan kontak dengan penyari berkurang sehingga kandungan trimiristin yang dapat tersari kurang maksimal. Selain itu dapat pula karena perbedaan asal sampel yang digunakan dimana tanaman yang ditumbuhkan di tempat yang berbeda tentunya akan memiliki persentase kandungan yang berbeda pula sehingga dimungkinkan terjadi perbedaan rendemen yang dihasilkan dengan literatur. Pada percobaan selanjutnya ialah isolasi asam miristat pada trimiristin yang telah diperoleh namun percobaan tidak dilaksanakan karena keterbatasan waktu. Prinsip dari percobaan ini adalah penyabunan yaitu reaksi hidrolisis asam lemak oleh adanya basa lemah. Hasil dari saponifikasi senyawa trimiristin adalah gliserol dan natrium miristat (sabun). Dalam proses isolasi digunakan metode refluks yaitu pemanasan terus menerus senyawa dengan adanya kondensor sehingga senyawa tidak menguap dan mengembun kembali. Perlu digunakan beberapa reagen seperti etanol yang berfungsi sebagai pelarut, HCL pekat dan NaOH sebagai pembentuk asam miristat dan gliserol, dimana HCl akan bereaksi dengan ion Na dari sabun miristat membentuk garam NaCl yang bersifat netral. Penambahan HCl juga menyebabkan larutan yang dihasilkan bersifat asam. HCl ditambahkan sedikit demi sedikit secara hati-hati agar larutan dapat bercampur sempurna dan kristalnya dapat cepat terbentuk dengan adanya pendingingan dari air es. Reaksi saponifikasi dari trimiristin ialah:

VII.

Kesimpulan Dapat dilakukan isolasi trimiristin dan asam miristat dari biji buah pala dengan metode sokletasi dimana prinsip dari sokletasi ialah penyarian berulang-ulang dengan pelarut yang sama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Dihasilkan rendemen trimiristin sebesar 39,8% dengan berat kristal 31,8392g dari 80g sampel.

VIII. Daftar Pustaka A’mun, M. 2013. Karakteristik Minyak dan Isolasi Trimiristin Biji Pala Papua (Myristica argentea). Jurnal Littri. Vol 19. No. 2: 72-77. Ansel. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press Asgarpanah, J., Nastaran K. 2012. Phytochemistry and Pharmacologic Properties of Myristica fragrans Hoyutt. African Journal of Biotechnology. Vol 11(65) :12787-12793 Drastinawati, Rozanna S. 2013. Pemanfaatan Ekstrak Nikotin Limbah Puntung Rokok Sebagai Inhibitor Korosi. Jurnal Teknobiologi. Vol. 6(2) :91-97 Voight. 1995. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press

Mengetahui, Asisten Praktikum

Ardian Dewangga

Surakarta, 7/4/2015 Praktikan

Nabila Fatin A...


Similar Free PDFs