Pengenalan terhadap Afeksi dan Kognisi PDF

Title Pengenalan terhadap Afeksi dan Kognisi
Course prilaku konsumen
Institution Universitas Siliwangi
Pages 15
File Size 250.7 KB
File Type PDF
Total Downloads 98
Total Views 176

Summary

MAKALAHPENGENALAN TERHADAP AFEKSI DAN KOGNISIMakalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku KonsumenDosen pengampu Dedi Rudiana., S., MOleh:Alya Syaroyil F Kh Novi Sri Pratiwi183402153183402119PROGRAM STUDI S1 MANAJEMENFAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS SILIWANGITASIKMALAYA2021KATA...


Description

MAKALAH PENGENALAN TERHADAP AFEKSI DAN KOGNISI Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Perilaku Konsumen Dosen pengampu Dedi Rudiana., S.E., M.M

Oleh: Alya Syaroyil F Kh

183402153

Novi Sri Pratiwi

183402119

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2021

KATA PENGANTAR

Kami ingin mengucapkan terimakasih banyak kepada semua yang telah mendukung untuk mempersiapkan makalah ini hingga selesai. Kami bersyukur atas rahmat dan ridho Allah SWT, makalah ini dapat tersusun dengan baik. Makalah ini ditujukan untuk penyelesaian tugas kami yang berjudul “Pengenalan Terhadap Afeksi Dan Kognisi” dalam mata kuliah yang kami ambil yakni Sistem Informasi Manajemen yang diajarkan oleh dosen pengampu kami bapak Dedi Rudiana., S.E., M.M Dalam penyusunan makalah ini masih banyak kesalahan tulisan maupun tata bahasa, oleh karena itu kesalahan dari makalah ini menjadi tanggung jawab kami. Dengan senang hati kami menerima kritik maupun saran dari pembaca.

Tasikmalaya, 17 Maret 2021

Tim Penyusun

i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.........................................................................................................ii BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1 1.1Latar Belakang Masalah............................................................................1 1.2Rumusan Masalah.......................................................................................1 1.3Tujuan Penulisan.........................................................................................1 1.4Manfaat Penulisan......................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN......................................................................................3 2.1Pengertian Perilaku Konsumen.................................................................3 2.2Afeksi............................................................................................................4 2.3Kognisi..........................................................................................................6 2.4Hubungan Antara Afeksi dan Kognisi......................................................7 BAB III PENUTUP..............................................................................................9 3.1Kesimpulan..................................................................................................9 3.2Saran............................................................................................................9 DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10

ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1.

Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia bisnis saat ini, menyebabkan semakin berkembangnya tingkat persaingan dalam pemenuhan kebutuhan manusia. Peran pemasaran semakin penting dalam suatu perusahaan, baik itu perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Pendekatan pemasaran tidak lepas dari sisi konsumen, sebab konsumen mempunyai peranan penting, dimana konsumen sebagai alat ukur dalam menentukan keberhasilan suatu barang atau jasa. Oleh sebab itu peran pemasaran bertujuan memuaskan kebutuhan manusia, dimana kebutuhan manusia akan bergerak dinamis sesuai dengan perkembangan sehingga para pemasar harus peka membaca setiap perubahan selera konsumennya. Tren yang mudah berkembang seiring dengan kebutuhan manusia menjadi hal yang sangat penting untuk dipahami dan dipelajari oleh produsen atau organisasi-organisasi yang tertarik untuk kepentingannya masing-masing mengenai perilaku konsumen. Memahami konsumen menjadi hal yang sangat perlu diperhatikan oleh produsen.Produsen membutuhkan hal tersebut agar dapat bersaing dengan produsen lainnya. Semakin banyaknya jumlah pesaing menyebabkan sebuah perusahaan harus selalu berinovasi dengan produk yang dimilikinya. Inovasi merupakan perubahan ke arah perbaikan dan memperbaharui yang telah ada sebelumnya. Dengan melakukan inovasi, diharapkan keinginan konsumen dapat terpenuhi sehingga tercipta suatu kepuasan konsumen. Untuk menimbang dan memahami konsumen dapat dimulai dengan memahami tiga elemen manusia, yaitu kognisi, afeksi dan perilaku manusia. Jika konsumen sudah jauh dari bisnis yang dijalankan oleh pemasar,maka hal tersebut menjadi pertanda bisnis yang sedang dijalankan dan dikembangkan akan berujung pada kegagalan.

1.2. A. B. C. D.

A.

Rumusan Masalah Apakah yang dimaksud dengan Perilaku Konsumen? Apakah yang dimaksud dengan Afeksi? Apakah yang dimaksud dengan Kognisi? Bagaimana hubungan antara Afeksi dan kognisi?

1.3. Tujuan Penulisan Mengetahui apa yang dimaksud dengan elemen Perilaku Konsumen E. Memahami apa yang dimaksud dengan Afeksi F. Memahami apa yang dimaksud dengan Kognisi

1

2 G. Mengetahui hubungan antara Afeksi dan Kognisi H. Mengetahui model proses kognitif terhadap pengambilan keputusan konsumen. 1.4. I.

Manfaat Penulisan Makalah ini disusun dengan harapan untuk menambah

wawasan dan pengetahuan mengenai Pengenalan Terhadap Afeksi dan Kognisi. Serta dari sudut imlementasi makalah ini dapat berguna bagi para pelaku organisasi atau yang terlibat didalamnya. Diharapkan makalah ini dapat menghasilkan informasi yang lebih akurat, tentang bagaimana pelaku organisasi melakukan analisis terhadap perilaku konsumen. J. K. L. M. N. O. P. Q. R. S. T. U. V. W. X. Y. Z. AA. BB. CC. DD. EE. FF. GG. HH. II. JJ. KK. LL. MM. NN.

OO.

BAB II

PEMBAHASAN PP. 2.1 Pengertian Perilaku Konsumen QQ. Perilaku konsumen yaitu sebuah cara yang dipakai dalam melakukan pengambilan keputusan dan manusia dilibatkan dalam kegiatansecara fisik dalam menilai, mendapatkan rumah dan mempergunakan barang-barang dan jasa. Perilaku konsumen memiliki dua kekuatan dalam melakukan pembelian yaitu, kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis. Dari penjelasan diatas disesuaikan dengan pendapat dari para ahli Kotler (2007: 214) menjelaskan bahwa perilaku pembelian konsumen dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor budaya sosial, pribadi dan psikologis faktor yang mempunyai pengaruh yang paling luas adalah faktorfaktor budaya. RR. Di zaman sekarang pelaku bisnis haruslah menganalisi perilaku konsumennya, agar kita bisa melihat beberapa risiko yang akan timbul untuk bisnis yang dijalankan dan membantu perusahaan agar bisa meminimalisir risiko, membantu bisnis untuk membangun strategi pemasaran yang sukses, dan bisa memproyeksikan tren pasar di masa depan. Sehingga, produk yang akan kita buat bisa sukses dikeluarkan dipasaran. SS. 2.1.1. Elemen Perilaku Konsumen TT. Dalam menganalisi perilaku konsumen, terdapat 4 elemen yang harus diperhatikan, yaitu : A. Afeksi Afeksi merupakan perasaan atau reaksi emosional terhadap produk tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa tidak suka. UU. Kognisi Komponen ini terdiri dari kepercayaan konsumen dan pengetahuan tentang suatu produk. Pengetahuan tentang produk ini akan berbeda antara satu konsumen dengan konsumen lainnya. VV. Perilaku (behavior) Respon dari seseorang terhadap suatu objek atau aktivitas. Contohnya seperti keputusan konsumen untuk membeli atau tidak membeli produk tertentu . Sebagian dari perilaku konsumen seperti memandangi produk di rak, memungut dan meneliti bungkus, mengarahkan roda kereta dan seterusnya tidak akan menarik perhatian seorang manajer pemasaran, beberapa perilaku memiliki pengaruh penting bagi afeksi dan kognisi konsumen serta pembelian dadakan yang dilakukan. WW. Strategi Pemasaran Adalah bagian dari lingkungan serta terdiri dari berbagai rangsangan fisik dan sosial. Startegi pemasaran dapat mempengaruhi setiap elemen lainnya (seperti afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungan) dan sebaliknya, dapat dipengaruhi oleh setiap faktor tersebut. Strategi 3

pemasaran ini berkaitan dengan ketiga elemen lainnya seperti komponen afeksi dan kognisi, lingkungan dan perilaku.

3

4 Adanya strategi pemasaran yang diciptakan oleh pemasar akan mampu mempengaruhi perasaan dan pemikiran seseorang, selain itu strategi pemasaran ini menstimulus afeksi dan kognisi seseorang melalui lingkunganya. XX. Lingkungan Konsumen Lingkungan konsumen terbagi ke dalam 2 macam, yaitu lingkungan sosial dan lingkungan fisik. Lingkungan sosial adalah semua interaksi sosial yang terjadi antara konsumen dengan orang sekelilingnya atau antara banyak orang. Lingkungan fisik adalah segala sesuatu yang berbentuk fisik di sekeliling konsumen. Yang termasuk lingkungan fisik adalah beragam produk, toko, lokasi toko, dan lain-lain. 2.2

Afeksi Afeksi adalah berbagai jenis respons psikologis yang dapat dimiliki konsumen dalam berbagai situasi, pengaruh dari afeksi mengacu pada respon perasaan seperti suka atau tidak suka. Menurut peter dan Olson (1996), tanggapan-tanggapan efektif beragam dalam penilaian positif atau negative, menyenangkan atau tidak menyenangkan dan dalam intensitas atau tingkat pergerakan badan. Konsumen dapat memiliki respons afeksi terhadap elemen apa pun di roda analisis konsumen, baik dalam lingkungan, perilaku, atau bahkan respons afekai lainnya. Konsumen yang menyukai suatu produk merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif dari suatu produk. Evaluasi ini terbentuk karena terdapat kepercayaan tentang produk tersebut atau merupakan hasil evaluasi dari penampilan produk pada setiap atributnya. 2.2.1.

Jenis Tanggapan Afeksi Terdapat empat jenis respon afeksi yang dialami oleh orang, antara lain : emosi, perasaan tertentu, suasana hati, dan evaluasi. Keempat jenis afektif tersebut memiliki perbedaan dalam tingkatan keterlibatan gerakan badan atau intensitas yang meyertai ketika mengalami keempat afeksi tersebut. Setiap jenis afeksi dapat melibatkan tanggapan positif atau negatif, pro atau kontra. Perasaan, misalnya, bisa menguntungkan atau tidak menguntungkan. Suasana hati bisa positif (santai) atau negatif (sedih). Emosi, seperti ketakutan atau kemarahan, mungkin melibatkan respons fisiologis, seperti peningkatan detak jantung atau tekanan darah, keringat, mulut kering, air mata, aliran adrenalin, atau kupu-kupu di perut. Sedangkan untuk reaksi evaluasi, orang tidak terlalu sering menunjukan responnya. Empat jenis afeksi ini memiliki perbedaan dalam tingkat gairah jasmani atau intensitas yang dialami. Seperti pada perasaan khusus, hanya melibatkan reaksi fisiologis yang tidak terlalu intens. Suasana hati, yang melibatkan tingkat intensitas perasaan yang lebih rendah. Emosi melibatkan reaksi fisiologis yang sangat intens.

4

5 Terakhir, evaluasi pada produk atau konsep lain sering kali merupakan respons afektif yang cukup lemah disertai dengan tingkat gairah yang rendah. Intinya adalah semakin kuat tanggapan afektif semakin dapat tanggapan tersebut melibatkan tanggapan fisiologis. Begitupula sebaliknya, semakin lemah tanggapan afektif, semakin berkurangnya tanggapan dalam melibatkan tanggapan fisiologis. 2.2.2.

Sistem Afeksi Tanggapan afeksi diciptakan oleh sistem afektif. Walaupun para peneliti masih mempelajari bagaimana sistem afektif bekerja, namun mereka pada umumnya sependapat adanya lima sifat dasar dari sistem afeksi ini, antara lain : A. Sifat sistem afeksi pada umumnya reaktif. Dengan kata lain, system pengaruh tidak membuat rencana, membuat keputusan, atau bertujuan mencapai suatu sasaran tertentu. Sistem afeksi seseorang biasanya menanggapi dengan segera dan otomatis aspek nyata pada lingkungan. Misalnya warna, sebagian orang dengan segera mimiliki tanggapan efektif positif ketika melihat warna kesukaan mereka pada mobil atau baju. B. Dalam sistem afeksi, masyarakat memiliki control langsung yang kecil atas tanggapan afeksi mereka. Misalnya jika seseorang merasa terganggu oleh perlakuan kasar salesman, maka sistem afeksi seseorang merasa terganggu oleh perlakuan kasar orang lain, maka sistem afeksi orang tersebut mungkin dengan segera dan otomatis menciptakan perasaan seperti frustasi atau marah. Akan tetapi seseorang dapat memiliki control tak langsung atas pengaruh yaitu dengan mengubah perilaku yang dapat memicu afeksi atau pindah ke lingkungan yang lain. C. Sistem afeksi memiliki tanggapan afeksi secara fisik ada dalam tubuh manusia. Misalnya ada rasa gugup sehubungan dengan kegembiraan ketika memutuskan suatu pembelian penting seperti mobil. Reaksi fisik ini dapat menjadi perasaan yang sangat kuat bagi orang yang mengalaminya. D. Sistem afeksi dapat menanggapi berbagai jenis rangsangan. Misalnya konsumen dapat memiliki tanggapan evaluasi pada suatu obyek berbentuk atau situasi sosial. Sistem afektsi konsumen dapat menanggapi pemikiran yang diciptakan oleh sistem kognitif mereka.

6 E.

2.3

Sistem afeksi yang paling berpengaruh adalah belajar. Hanya sedikit tanggapan afeksi dasar seperti kesukaan memakan makanan pedas atau reaksi negatif atas suara yang keras yang merupakan pembawaan sejak lahir. Konsumen belajar beberapa dari tanggapan afeksi melalui proses pengkondisian klasik. Konsumen juga belajar beberapa tanggapan afeksi melalui pengalaman sosialisasi ketika masih anakanak. Karena tanggapan afeksi itu dipelajari, bentuknya dapat beragam sejalan dengan budaya ataupun grup sosial. Oleh karena itu, sistem afeksi di masyarakat cenderung menanggapi suatu rangsangan yang sama secara berada.

Kognisi Kognisi adalah pemikiran logis yang terjadi ketika konsumen akan melakukan pembelian. Manusia telah mengembangkan system kognitif yang sangat canggih saat melakukan proses mental tingkat tinggi dalam memahami, mengevluasi, merencanakan, memutuskan, dan berpikir. Fungsi utama dari sitem kognitif adalah untuk menafsirkan, memahami makna, dan memahami aspek penting dari pengalaman pribadi mereka. Fungsi kedua dari sistem kognitif adalah memproses interpretasi atas arti tersebut dalam melakukan tugas kognitif seperti menjabarkan tujuan dan sasaran, mengembangkan dan mengevaluasi tindakan alternatif yang akan diambil untuk mencapai tujuan tersebut, memilih tindakan yang akan diambil, serta menjalankan perilaku. Proses kognitif dalam pengambilan keputusan konsumen Proses paling penting dari perilaku konsuemen bagi para pemasar adalah memahami bagaimana konsumen membuat keputusan, dari sudut pandang konsumen sebagai besar aspek lingkunagan adalah informasi yang potensial. Pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting yaitu: A. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan dilingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal. B. Konsumen harus mengkombinasikan atau menintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan untuk menetapkan perilaku diantara alternative yang ada. C. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi. Beberapa aspek sistem kognitif mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen. Pengaktifan misalnya, adalah proses di mana pengetahuan produk diambil dari ingatan untuk digunakan dalam menterjemahkan dan mengintegrasikan informasi. misalkan pada merek Honda Beat, ketika konsumen ditanya apa pandangan mereka tentang merek tersebut, maka bisa jadi jawabannya satu di antara berikut: motor anak muda, irit bahan bakar, mesin bandel, harga kompetitif, motor dengan design kekinian dan lainnya.

7 Semakin positif keyakinan konsumen terhadap produk, maka semakin positif pula sikap konsumen terhadap produk. Sifat penting lain dari sistem kognitif adalah kapasitasnya yang terbatas, artinya sejalan dengan waktu secara bertahap proses kognitif hanya mensyaratkan kapasitas dan control sadar yang semakin sedikit. 2.4

Hubungan Antara Afeksi dan Kognisi Afeksi dan kognisi merupakan jenis respon psikologis berbeda yang dilakukan oleh konsumen dalam situasi seperti berbelanja kelontong. Dua jenis respon mental yang ditunjukkan konsumen terhadap stimulus dan kejadian disekitar mereka. Afeksi merujuk pada perasaan konsumen terhadap suatu stimuli atau kejadian, misalnya apakah konsumen menyukasi sebuah produk atau tidak. Afeksi (affecet) mengacu kepada hal yang mereka rasakan mengenai stimulus dan kejadian, misalnya apakah mereka menyukai atau tidak suatu produk. Afeksi (affecet) merujuk pada respon perasaan. Kognisi terdiri dari respons mental (berpikir). Kognisi mengacu kepada hal yang mereka pikirkan seperti kepercayaan terhadap suatu produk. Respon efektif dapat berupa baik atau tidak baik, dan bervariasi terhadap intensitas. Kognisi mengacu pada pemikiran konsumen, misalnya apa yang dipercaya konsumen dari suatu produk. Afeksi dan kognisi bersal dari sitem yang disebut sistem afeksi dan sitem kognisi. Meskipun berbeda, namun keduanya memiliki keterkaiatan yang sangat kuat dan saling memengaruhi. A. Emosi B. Perasaan tertentu C. Mood D. Evaluasi Diagram dibawah ini lebih ditekankan bahwa setiap sistem dapat tanggap terhadap hasil dari system yang lain. Misalnya, tanggapan afektif (emosi, perasaan, atau suasana hati) yang dihasilkan oleh system afektif setelah menanggapi ransangan lingkungan dapat diinterpretasi oleh system kognitif.

8

Secara umum hubungan antar elemen ada dua bentuk, yaitu hubungan satu arah sebab-akibat dan hubungan timbal- balik (Peter dan Olson, 1999). Hubungan sebab-akibat berfokus pada dampak kausal; misalnya hubungan antara kognitif dan perilaku, dampak kausal lingkungan pada perilaku. Bentuk interaksi yang berkesinambungan atau penetapan timbal-balik (reciprocal determinism) menjelaskan hubungan secara simultan dari keseluruhan elemen (efeksi dan kognisi, perilaku, lingkungan serta strategi pemasaran). Istilah timbal-balik mengindikasi-kan aksi saling menguntungkan diantara elemen, dan penetapan mencer-minkan dampak yang diakibatkan oleh elemen tersebut.

BAB 3 PENUTUP 3.1

Kesimpulan Perilaku konsumen yaitu sebuah cara yang dipakai dalam melakukan pengambilan keputusan dan manusia dilibatkan dalam kegiatansecara fisik dalam menilai, mendapatkan rumah dan mempergunakan barang-barang dan jasa. terdapat lima elemen dalam analisis perilaku konsumen yaitu: afeksi ( affect ) dan kognisi (cognitive), perilaku ( behavior ), lingkungan, strategi pemasaran. Afeksi merupakan perasaan atau reaksi emosional terhadap objek tertentu. Biasanya diungkapkan dalam bentuk rasa suka atau rasa tidak suka. Konsumen yang menyukai suatu produk merupakan hasil dari emosi atau evaluasi afektif dari suatu produk. Kognitif atau kognisi adalah penggunaan pemikiran logis yang terjadi pada saat konsumen akan melakukan pembelian. Kognisi mengacu pada proses mental dan struktur pengetahuan yang melibatkan dalam tanggapan seseorang terhadap lingkungannya.

3.2

Saran Diharapkan makalah ini dapat dijadikan referensi mengenai materi yang memiliki pembahasan yang sama yaitu, Pengenalan Terhadap Afeksi dan Kognisi. Selanjutnya, makalah ini bisa dikaji secara lebih mendetail tentang komponenkomponen yang berkaitan langsung dengan materi tersebut. Sehingga, para pembaca dapat memahami benar mengenai isi atau pembahasan dari makalah tersebut.

9

DAFTAR PUSTAKA

Mangkunegara, AP. 2002. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Refika Aditama. Jakarta Peter dan Olson, 1996. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran. D. Sihombing (penerjemah). Consumen Behavior. Gelora Aksara Pratama. Jakarta. Audina Chairun Nisa, 2020. Exabytes. [Online] Available at: https://www.exabytes.co.id/blog/alasan-kenapa-consumer-behavior-pentinguntuk-bisnis/ [Diakses 17 Maret 2021].

10...


Similar Free PDFs