Title | Rencana Pengembangan Desain Nasional |
---|---|
Author | Achmad Ghazali |
Pages | 182 |
File Size | 21.3 MB |
File Type | |
Total Downloads | 257 |
Total Views | 726 |
RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN NA SIONAL 2015-2019 RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN NASIONAL 2015-2019 i Achmad Ghazali Nadinastiti PT. REPUBLIK SOLUSI iv Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019 RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN NASIONAL 2015-2019 Tim Studi dan Kementerian Pariwisata Ekono...
RENCANA PENGEMBANGAN
DESAIN NA SIONAL
2015-2019
RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN NASIONAL 2015-2019
i
Achmad Ghazali Nadinastiti
PT. REPUBLIK SOLUSI
iv
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN NASIONAL 2015-2019
Tim Studi dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif: Penasihat Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Pengarah Ukus Kuswara, Sekretaris Jenderal Kemenparekraf Harry Waluyo, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK Cokorda Istri Dewi, Staf Khusus Bidang Program dan Perencanaan Penanggung Jawab Poppy Safitri, Setditjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK Zoraida Ibrahim, Direktur Pengembangan Desain dan Arsitektur Yulia Boestami, Kasubdit Desain Produk dan Kemasan Bambang Cahyo Murdoko, Kabsudit Arsitektur dan Desain Interior Margariche Panannangan, Kasubdit Direktorat Desain Komunikasi Visual Tim Studi Achmad Ghazali Nadinastiti ISBN 978-602-72367-2-1 Tim Desain Ruru Corps (www.rurucorps.com) Sari Kusmaranti Subagiyo Yosifinah Rachman Penerbit PT. Republik Solusi Cetakan Pertama, Maret 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit
v
Terima Kasih kepada Narasumber dan Peserta Focus Group Discussion (FGD): Ahmad Rifqi Anshorulloh Agus Windarto Andar Bagus Sriwarno Andi Abdulqodir Bima Shaw Dika Despanhi Sulaeman Dona Saphiranti Eko Priharseno Francis Surjaseputra Hanny Kardinata Hastjarjo Boedi Wibowo Hilton Kurniawan Intan Rizky Mutiaz Irvan Noe’man Iwan Sastrawiguna Mizan Allan de Neve Reindy Allendra Widagdo Widihardjo Yudi Amboro
vi
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
Kata Pengantar Ekonomi kreatif memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu sektor penggerak yang penting untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Ekonomi kreatif adalah ekonomi yang digerakkan oleh sumber daya terbarukan dan tersedia secara berlimpah di Indonesia, dimana kita memiliki sumber daya manusia kreatif dalam jumlah besar, sumber daya alam terbarukan yang berlimpah, dan sumber warisan budaya yang unik dan beragam. Ketiganya menjadi kekuatan pendorong pertumbuhan ekonomi kreatif yang berkelanjutan. Secara bersama-sama, kita telah meletakkan dasar pengembangan ekonomi kreatif yang akan membawa bangsa menuju pembangunan ekonomi yang berkualitas. Kesinambungan upaya pengembangan ekonomi kreatif diperlukan untuk memperkuat ekonomi kreatif sebagai sumber daya saing baru bagi Indonesia dan masyarakat yang berkualitas hidup. Bagi Indonesia, ekonomi kreatif tidak hanya memberikan kontribusi ekonomi, tetapi juga memajukan aspek-aspek nonekonomi berbangsa dan bernegara. Melalui ekonomi kreatif, kita dapat memajukan citra dan identitas bangsa, mengembangkan sumber daya yang terbarukan dan mempercepat pertumbuhan inovasi dan kreativitas di dalam negeri. Di samping itu ekonomi kreatif juga telah memberikan dampak sosial yang positif, termasuk peningkatan kualitas hidup, pemerataan kesejahteraan, dan peningkatan toleransi sosial. Salah satu subsektor di dalam industri kreatif adalah desain. Desain yang merupakan langkah awal dari sebagian besar subsektor ekonomi kreatif Indonesia juga menjadi subsektor tersendiri. Subsektor desain sendiri melingkupi desain komunikasi visual, desain interior, dan desain produk. Saat ini masih ada masalah-masalah yang menghambat pertumbuhan industri desain di Indonesia, termasuk jumlah dan kualitas orang kreatif yang masih belum optimal, perlindungan desainer, ketersediaan sumber daya alam yang belum teridentifikasi dengan baik, keseimbangan perlindungan dan pemanfaatan sumber daya budaya, minimnya ketersediaan pembiayaan bagi orang-orang kreatif yang masih kurang memadai, pemanfaatan pasar yang belum optimal, ketersediaan infrastruktur dan teknologi yang sesuai dan kompetitif, serta kelembagaan dan iklim usaha yang belum sempurna. Dalam upaya melakukan pengembangan industri desain di Indonesia, diperlukan pemetaan terhadap ekosistem desain yang terdiri dari rantai nilai kreatif, pasar, lingkungan pembinaan, dan pengarsipan. Aktor yang harus terlibat dalam ekosistem ini tidak terbatas pada model triple helix yaitu intelektual, pemerintah, dan bisnis, tetapi harus lebih luas dan melibatkan komunitas kreatif dan masyarakat konsumen karya kreatif. Kita memerlukan quad helix model kolaborasi dan jaringan yang mengaitkan intelektual, pemerintah, bisnis, dan komunitas. Keberhasilan ekonomi kreatif di lokasi lain ternyata sangat tergantung kepada pendekatan pengembangan yang menyeluruh dan berkolaborasi dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Buku ini merupakan penyempurnaan dari Cetak Biru Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025 yang diterbitkan pada tahun 2009. Dalam melakukan penyempurnaan dan pembaruan data,
vii
informasi, telah dilakukan sejumlah Focus Discussion Group (FGD) dengan semua pemangku kepentingan baik pemerintah, pemerintah daerah, intelektual, media, bisnis, orang kreatif, dan komunitas desain secara intensif. Hasilnya adalah buku ini, yang menjabarkan secara rinci pemahaman mengenai industri desain dan strategi-strategi yang perlu diambil dalam pengembangan industri desain lima tahun mendatang. Dengan demikian, masalah-masalah yang masih menghambat pengembangan industri desain selama ini dapat diatasi sehingga dalam kurun waktu lima tahun mendatang, industri desain dapat menjadi industri yang terfokus, terintegrasi, berkualitas, dan berdaya saing sebagai landasan yang kuat untuk pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia.
Salam Kreatif
Mari Elka Pangestu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
viii
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
Daftar Isi Kata Pengantar
vii
Daftar isi
ix
Daftar Gambar
xiii
Daftar Tabel
xiv
Ringkasan Eksekutif
xv
BAB 1 PERKEMBANGAN DESAIN DI INDONESIA
1
1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Desain di Indonesia
2
1.1.1 Definisi Desain
2
1.1.2 Ruang Lingkup Pengembangan Desain
6
1.2 Sejarah dan Perkembangan Desain
15
1.2.1 Sejarah dan Perkembangan Desain Dunia
15
1.2.2 Sejarah dan Perkembangan Desain Indonesia
23
BAB 2 EKOSISTEM DAN RUANG LINGKUP INDUSTRI DESAIN INDONESIA
31
2.1 Ekosistem Desain
32
2.1.1 Definisi Ekosistem Desain
32
2.1.2 Peta Ekosistem Desain
33
2.2 Peta dan Ruang Lingkup Industri Desain
70
2.2.1 Peta Industri Desain
70
2.2.2 Ruang Lingkup Industri Desain
78
2.2.3 Model Bisnis di Industri Desain
85
BAB 3 KONDISI UMUM DESAIN DI INDONESIA
91
3.1 Kontribusi Ekonomi Desain
92
3.1.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)
94
3.1.2 Berbasis Ketenagakerjaan
95
ix
3.1.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan
96
3.1.4 Berbasis Konsumsi Rumah Tangga
97
3.1.5 Berbasis Nilai Ekspor
98
3.2 Kebijakan Pengembangan Desain 3.2.1 Hak Kekayaan Intelektual
99 99
3.2.2 Paten
100
3.2.3 Hak Cipta
101
3.2.4 Desain Industri
102
3.2.5 Nomenklatur Pendidikan Tinggi Desain
103
3.3 Struktur Pasar Desain
103
3.3.1 Desain
103
3.3.2 Desain Komunikasi Visual
103
3.3.3 Desain Produk
104
3.3.4 Desain Interior
104
3.4 Daya Saing Desain
105
3.5 Potensi dan Permasalahan Pengembangan Desain
107
BAB 4 RENCANA PENGEMBANGAN DESAIN INDONESIA
113
4.1 Arahan Strategis Pembangunan Nasional dan Pengembangan Ekonomi Kreatif 2015-2019
114
4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Pengembangan Desain
115
4.2.1 Visi Pengembangan Desain
117
4.2.2 Misi Pengembangan Desain
117
4.2.3 Tujuan Pengembangan Desain
118
4.3 Sasaran dan Indikasi Strategis Pengembangan Desain
119
4.4 Arah Kebijakan Pengembangan Desain Indonesia
124
4.4.1 Arah Kebijakan Pengembangan Orang-orang Kreatif di Bidang Desain
124
4.4.2 Arah Kebijakan Perlindungan, Pengembangan, dan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dan Budaya Indonesia untuk Desain
125
4.4.3 Arah Kebijakan Industri Desain yang Terfokus, Terintegrasi, Berkualitas, dan Berdaya Saing
125
4.4.4 Arah Kebijakan Pembiayaan Bagi Wirausaha Desain yang Sesuai, Mudah Diakses,
x
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
dan Kompetitif
125
4.4.5 Arah Kebijakan Perluasan Pasar di Dalam dan Luar Negeri yang Berkualitas dan Berkelanjutan
125
4.4.6 Arah Kebijakan Ketersediaan Infrastruktur dan Teknologi Pendukung Desain yang Tepat Guna, Mudah Diakses, dan Kompetitif
126
4.4.7 Arah Kebijakan Kelembagaan Desain yang Transparan, Adil, dan Bertanggung Jawab 4.5 Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Desain 4.5.1 Perbaikan Metodologi dan Kualitas Pendidikan Desain di Indonesia
126 126 126
4.5.2 Peningkatan Jumlah dan Persebaran Institusi Pendidikan Desain di Indonesia 127 4.5.3 Peningkatan Perlindungan Tenaga Kerja Desain di Indonesia
127
4.5.4 Peningkatan Perlindungan Sumber Daya Alam dan Budaya Indonesia yang dapat Dimanfaatkan untuk Desain
127
4.5.5 Penyediaan Sistem Manajemen Pengetahuan di Bidang Desain (Terkait Sumber Daya Alam dan Budaya)
128
4.5.6 Peningkatan Kualitas Unit Usaha Desain di Indonesia
128
4.5.7 Perbaikan Kebijakan Terkait Usaha Kreatif Dalam Bidang Desain
128
4.5.8 Promosi dan Peningkatan Kualitas Desain dan Desainer Lokal
129
4.5.9 Penyediaan Skema Pembiayaan bagi Wirausahawan Desain Lokal
129
4.5.10 Peningkatan Jumlah Produk Desain Indonesia di Pasar Dalam dan Luar Negeri129 4.5.11 Peningkatan Kualitas Infrastruktur Internet di Indonesia untuk Mendukung Produktivitas Desainer
129
4.5.12 Pengadaan Teknologi Pendukung Desain Asli yang Memiliki Harga Terjangkau130 4.5.13 Perbaikan dan Pembuatan Berbagai Regulasi Terkait Desain
130
4.5.14 Pembentukan Kelembagaan Terkait Desain yang Dapat Menjadi Penghubung Antara Pemangku Kepentingan Dalam Industri Desain di Indonesia
130
4.5.15 Peningkatan Partisipasi Indonesia Dalam Festival dan Even Internasional
131
4.5.16 Peningkatan Apresiasi Masyarakat Indonesia dan Dunia Terhadap Karya Desain Indonesia
131
4.5.17 Pengarsipan dan Publikasi Sumber Daya Alam dan Sumber Budaya Lokal Terutama yang Dapat Memperkaya Khasanah Desain Indonesia
131
xi
BAB 5 PENUTUP
133
5.1 Kesimpulan
134
5.2 Saran
135
LAMPIRAN
139
xii
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
Daftar Gambar Gambar 1 - 1 Skema hubungan filsafat klasik dan proses desain (Widagdo, 2011)
2
Gambar 1 - 2 Pemetaan konseptual hubungan antara seni, sains, desain, dan penelitian yang diadaptasi dari penelitian Tether (2005)
3
Gambar 1 - 3 Klasifikasi nomenklatur pendidikan desain menurut Direktorat Pendidikan Tinggi Indonesia
8
Gambar 1 - 4 Keterkaitan antara desain dengan bidang-bidang lain
9
Gambar 1 - 5 Sejarah Pengembangan Desain
28
Gambar 2 - 1 Hubungan antar Komponen dalam Ekosistem
33
Gambar 2 - 2 Peta Ekosistem Desain Komunikasi Visual
34
Gambar 2 - 3 Peta Ekosistem Desain Produk
49
Gambar 2 - 4 Peta Ekosistem Desain Interior
60
Gambar 2 - 5 Peta Industri Desain Komunikasi Visual
71
Gambar 2 - 6 Peta Industri Desain Produk
74
Gambar 2 - 7 Peta Industri Desain Interior
77
Gambar 2 - 8 Model Bisnis Industri Desain
86
Gambar 3 - 1 Kontribusi Terhadap Total Produk Domestik Bruto Industri Kreatif (2013)
94
Gambar 3 - 2 Kontribusi Terhadap Total Tenaga Kerja Industri Kreatif (2013)
95
Gambar 3 - 3 Kontribusi Terhadap Total Unit Usaha Bruto Industri Kreatif (2013)
96
Gambar 3 - 4 Kontribusi Terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga Industri Kreatif (2013) 97 Gambar 3 - 5 Perbandingan Ekspor Dan Impor Tahun 2010-2013 Gambar 3 - 6 Daya Saing Subsektor Desain
98 105
xiii
Daftar Tabel Tabel 2 - 1 Lingkup Industri Desain Berdasarkan KBLI Bidang Ekonomi KreatifTahun 2009
78
Tabel 2 - 2 Usulan tambahan kategori/kode KBLI untuk subsektor desain
80
Tabel 3 - 1 Kontribusi Ekonomi Subsektor Desain 2010-2013
92
Tabel 4- 1 Visi, Misi, dan Tujuan Pengembangan Desain
xiv
115
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
Ringkasan Eksekutif Saat ini, interpretasi terhadap kata “desain” dapat berbeda-beda untuk setiap cabang ilmu dan profesi karena cakupan pengertiannya yang cukup luas. Sebagai contoh, desain dapat dimaknai sebagai proses merancang suatu barang, baik simbolis seperti perangkat lunak maupun materiil seperti bangunan, maupun proses berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, dalam pengembangan ekonomi kreatif, “desain” memiliki makna tersendiri yang cukup unik. Desain menjadi salah satu subsektor industri kreatif dan dianggap sebagai penggerak industri-industri lainnya. Selain itu, desain menjadi salah satu akar bagi keseluruhan industri kreatif, ditandai dengan banyaknya bagian dari desain yang sekarang telah berkembang menjadi industri tersendiri karena perkembangan teknologi, ilmu, dan sosial budaya. Pemahaman dan kesepakatan mengenai makna tersebut tentu sangat penting untuk membantu memahami desain sebagai subsektor di ekonomi kreatif Indonesia. Selain itu diperlukan juga ruang lingkup dari subsektor desain di Indonesia yang dijadikan fokus dalam pengembangan ekonomi kreatif. Untuk memberikan pemahaman secara menyeluruh dan mendalam mengenai industri kreatif, khususnya subsektor desain, perlu dilakukan pemetaan terhadap kondisi ideal, yaitu suatu kondisi yang diharapkan terjadi dan merupakan best practices dari negara-negara yang sudah maju industri desainnya. Selain itu juga perlu dipahami kondisi aktual dari desain di Indonesia untuk memahami dinamika yang terjadi. Pemahaman antara kondisi ideal dengan kondisi aktual dapat memberikan gambaran mengenai kebutuhan dari industri desain nasional sehingga dapat berkembang dengan baik, dengan mempertimbangkan potensi (kekuatan dan peluang) dan permasalahan (tantangan, kelemahan, ancaman, dan hambatan) yang dihadapi. Ekosistem desain, yaitu sebuah sistem yang menggambarkan hubungan saling ketergantungan (interdependent relationship) antara setiap peran di dalam proses penciptaan nilai kreatif dan antara peran-peran tersebut dengan lingkungan sekitar yang mendukung terciptanya nilai kreatif. Peranan ekonomi kreatif bagi Indonesia sudah semestinya mampu diukur secara kuantitatif sebagai indikator yang bersifat nyata. Hal ini dilakukan untuk memberikan gambaran riil mengenai keberadaan ekonomi kreatif yang mampu memberikan manfaat dan mempunya potensi untuk ikut serta dalam memajukan Indonesia. Bentuk nyata dari kontribusi ini dapat diukur dari nilai ekonomi yang dihasilkan oleh seluruh subsektor pada ekonomi kreatif termasuk desain. Perhitungan kontribusi ini ditinjau dari empat basis, yaitu Produk Domestik Bruto (PDB), ketenagakerjaan, aktivitas perusahaan, dan konsumsi rumah tangga yang dihimpun berdasarkan perhitungan yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk perhitungan kontribusi ekonomi desain, nilai yang ada pada data BPS tersebut dihitung berdasarkan data Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)Kreatif 2009 yang hanya memasukkan beberapa lingkup yang kurang sesuai dengan definisi yang telah ditetapkan sekarang sehingga nilai PDB ini dapat lebih akurat apabila sudah memasukkan kode KBLI yang sesuai dengan ruang lingkup usulan di Bab 2.2.2 Ruang Lingkup Industri Desain. Visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis merupakan kerangka strategis pengembangan desain pada periode 2015-2019 yang menjadi landasan dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan dalam melaksanakan program kerja di masing-masing organisasi/lembaga terkait secara terarah dan terukur yang dijabarkan pada Bab 4 Rencana Pengembangan Desain Indonesia. xv
If you fail to plan, you are planning to fail.
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
PERIKLANAN 2015-2019
VIDEO 2015-2019
TV & RADIO 2015-2019
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
TEKNOLOGI INFORMASI 2015-2019
SENI RUPA 2015-2019
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
SENI PERTUNJUKAN 2015-2019
PENERBITAN 2015-2019
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
17
MUSIK 2015-2019
16
18
PENELITIAN & PENGEMBANGAN 2015-2019
PERFILMAN 2015-2019
15
“
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
14
KULINER 2015-2019
10
KERAJINAN 2015-2019
ARSITEKTUR 2015-2019
09
12 08
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH
11
ARSITEKTUR 2015-2019
06 05 04
“ KEKUATAN BARU INDONESIA MENUJU 2025
Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Desain Nasional 2015-2019
xvi
Sumber: Benjamin Franklin
BAB 1 Perkembangan Desain di Indonesia
1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Desain di Indonesia Saat ini, interpretasi terhadap kata “desain” dapat berbeda-beda untuk setiap cabang ilmu dan profesi karena cakupan pengertiannya yang cukup luas. Sebagai contoh, desain dapat dimaknai sebagai proses merancang suatu barang, baik simbolis seperti perangkat lunak maupun materiil seperti bangunan, atau proses berpikir untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Namun, dalam pengembangan ekonomi kreatif, “desain” memiliki makna tersendiri yang cukup unik. Desain menjadi salah satu subsektor industri kreatif dan dianggap sebagai penggerak in...