EKONOMI KREATIF: Rencana Pengembangan MODE Nasional 2015-2019 PDF

Title EKONOMI KREATIF: Rencana Pengembangan MODE Nasional 2015-2019
Author Teddy K Wirakusumah
Pages 228
File Size 8.7 MB
File Type PDF
Total Downloads 134
Total Views 539

Summary

RENCANA PENGEMBANGAN INDUSTRI MODE NA SIONAL 2015-2019 Rencana pengembangan industRi mode nasional 2015–2019 i Tee Dina Midiani Taruna K. Kusmayadi Mohamad Alim Zaman Meta Andriani Daesy Christina Boysanto Pasaribu Siti Ariah Ariin PT. REPUBLIK SOLUSI iv Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industr...


Description

RENCANA PENGEMBANGAN INDUSTRI

MODE

NA SIONAL

2015-2019

Rencana pengembangan industri mode nasional 2015–2019

i

Tee Dina Midiani Taruna K. Kusmayadi Mohamad Alim Zaman Meta Andriani Daesy Christina Boysanto Pasaribu Siti Arfiah Arifin

PT. REPUBLIK SOLUSI

iv

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

RENCANA Pengembangan industri MODE nasional 2015-2019

Tim Studi dan Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif: Penasihat Mari Elka Pangestu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sapta Nirwandar, Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Pengarah Ukus Kuswara, Sekretaris Jenderal Kemenparekraf Harry Waluyo, Direktur Jenderal Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK Cokorda Istri Dewi, Staf Khusus Bidang Program dan Perencanaan Penanggung Jawab Poppy Savitri, Setditjen Ekonomi Kreatif berbasis Media, Desain dan IPTEK Zoraida Ibrahim, Direktur Pengembangan Desain dan IPTEK Janne Dalawir, Kasubdit Desain Mode Tim Studi Tee Dina Midiani Taruna K. Kusmayadi Mohamad Alim Zaman Meta Andriani Daesy Christina Boysanto Pasaribu Siti Arfiah Arifin ISBN 978-602-72367-6-9 Tim Desain RURU Corps (www.rurucorps.com) Rendi Iken Satriyana Dharma Sari Kusmaranti Subagiyo Penerbit PT. Republik Solusi Cetakan Pertama, Maret 2015 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit

v

Terima kasih Kepada Narasumber dan Peserta Focus Group Discussion (FGD) Dody Edward Roy Sianipar Prijambodo Jetty R. Hadi DR. Ing. Totok Hari Wibowo, MSc Tutum Rahanta Sjamsidar Isa Alphonzus Widjaja Sri Lastami Ila Sailah Kahfiati Kahdar Retno Murti Ali Charisma Diaz Parzada Rian Salmun Eldalia Endah Dwi Sotyati Qaris Tajudin Dwi Ani Parwati Intan Setiati Wildan Dinny Mutiah Asnil Bambani Amri Imelda Like Wahyu Jenahara Leony Anwar

vi

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Kata Pengantar Indonesia adalah negara yang memiliki banyak kekayaan alam, seni, dan budaya. Dengan memaksimalkan seluruh kekayaan lokal yang dimiliki, kita akan dapat memajukan ekonomi kreatif di Indonesia. Yang lebih terutama, ekonomi kreatif Indonesia akan memiliki keunikannya sendiri sebagai salah satu kekuatan untuk bersaing di dunia internasional. Visi Indonesia menjadi negara sejahtera dapat dicapai melalui aspek pariwisata dan ekonomi kreatif, salah satunya adalah melalui subsektor mode yang memiliki tujuan menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat mode dunia di tahun 2025 melalui produk ready to wear yang mengoptimalkan kekuatan lokal. Local inspiration with contemporary spirit. Guna mencapainya, yang harus dilakukan adalah dengan memperkuat fondasi melalui kekuatan lokal, kepedulian akan lingkungan hidup, dan sosial, serta melalui inovasi dan mereking, dengan tiga pilar utama riset, capacity building, dan pengembangan bisnis menuju produk ready to wear craft fashion. Selain itu, strategi untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat mode dalam arti pusat inspirasi adalah melalui pembentukan pembuatan trend forcasting yang akan membawa inspirasi indonesia sebagai tawaran untuk produk gaya hidup global, bukan hanya untuk produk mode melainkan untuk produk-produk lifestyle lainnya. Dengan seluruh potensi kekayaannya, Indonesia harus mampu menjadi inspirasi, memberikan sugesti, dan acuan bagi industri mode global. Program peningkatan dan pengembangan inovasi, mereking, pengembangan kapasitas, dan bisnis pun dapat mengacu pada strategi tren. Apalagi jika disinkronisasi dalam satu benang merah, saling berkaitan, sehingga Indonesia memiliki daya dobrak yang berdampak besar. Otomatis hal ini juga akan memberikan dampak positif bagi industri mode dari hulu ke hilir. Sinergi antar pemangku kepentingan yang terkait, baik instansi pemerintah, dunia bisnis, pendidikan, dan komunitas juga memiliki peran penting guna menghindari tumpang tindih kegiatan atau program. Seperti yang telah diketahui, selama ini sudah banyak kegiatan atau program yang dilakukan dalam berbagai bidang, juga di subsektor mode guna pengembangan ekonomi kreatif, namun dikarenakan tidak adanya perencanaan yang terintegrasi, kemajuannya pun terkesan lambat dan berjalan di tempat. Oleh karena itu, sebuah rancangan yang mengaitkan seluruh rangkaitan kegiatan sangat dibutuhkan untuk mencapai visi yang telah ditetapkan. Berdasarkan inilah maka Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menyusun Rencana Aksi Jangka Menengah Ekonomi Kreatif sebagai panduan dalam program pengembangan ekonomi kreatif, terutama di subsektor mode. Ini masih merupakan langkah awal menuju rangkaian sinergi kegiatan, sehingga acuan ini tidak hanya sekedar menjadi sebuah panduan yang dinikmati namun juga dilaksanakan secara maksimal.

vii

Mimpi Indonesia mampu menjadi negara sejahtera, melalui pariwisata dan ekonomi kreatif bukanlah sekedar mimpi, semua itu akan sangat mungkin tercapai. Apalagi jika dilaksanakan bersama-sama, saling bergotong-royong, sebagai salah satu kepribadian bangsa Indonesia.

Salam Kreatif

Mari Elka Pangestu Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

viii

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Daftar Isi Kata Pengantar

vii

Daftar Isi

ix

Daftar Gambar

xi

Daftar Tabel..................................................................................................................... xii Ringkasan Eksekutif

xiii

BAB 1 PERKEMBANGAN MODE DI INDONESIA

1

1.1 Definisi dan Ruang Lingkup Mode

2

1.1.1 Definisi Mode......................................................................................................2 1.1.2 Ruang Lingkup Perkembangan Mode 1.2 Sejarah dan Perkembangan Mode

4 8

1.2.1 Sejarah dan Perkembangan Mode Dunia

8

1.2.2 Sejarah dan Perkembangan Mode Indonesia

20

BAB 2 EKOSISTEM DAN RUANG LINGKUP INDUSTRI MODE INDONESIA

37

2.1 Ekosistem Mode

38

2.1.1 Definisi Ekosistem Mode

38

2.1.2 Peta Ekosistem Mode

39

2.2 Peta dan Ruang Lingkup Industri Mode

75

2.2.1 Peta Industri Mode

75

2.2.2 Ruang Lingkup Industri Mode

85

2.2.3 Model Bisnis di Industri Mode

94

BAB 3 KONDISI UMUM MODE DI INDONESIA

99

3.1 Kontribusi Ekonomi Mode

100

3.1.1 Berbasis Produk Domestik Bruto (PDB)

103

3.1.2 Berbasis Ketenagakerjaan

104

3.1.3 Berbasis Aktivitas Perusahaan

105

3.1.4 Berbasis Konsumsi Rumah Tangga

106

3.1.5 Berbasis Nilai Ekspor

107

3.2 Kebijakan Pengembangan Mode

109

3.2.1 Hak atas Kekayaan Intelektual (HKI)

109

3.2.2 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI)

109

3.2.3 Permendag 70

110 ix

3.2.4 Hak Perlindungan Konsumen

110

3.2.5 Pajak Penjualan Barang Mewah

111

3.2.6 Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI)

111

3.3 Struktur Pasar Mode

112

3.4 Daya Saing Mode

114

3.5 Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Mode

115

BAB 4 RENCANA PENGEMBANGAN Industri MODE INDONESIA

125

4.1 Arahan Strategis Pengembangan Ekonomi Kreatif 2015—2019

126

4.2 Visi, Misi, dan Tujuan Pengembangan Mode

127

4.2.1 Visi Pengembangan Mode

128

4.2.2 Misi Pengembangan Mode

129

4.2.3 Tujuan Pengembangan Mode

130

4.3 Sasaran dan Indikasi Strategis Pengembangan Mode

131

4.4 Arah Kebijakan Pengembangan Mode

137

4.5 Strategi dan Rencana Aksi Pengembangan Mode

139

4.5.1 Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Pendidikan Mode yang Mendukung Penciptaan dan Penyebaran Pelaku Mode Secara Merata dan Berkelanjutan

139

4.5.2 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Pelaku Mode yang Berdaya Saing, Profesional dan Mampu Membawa Potensi Lokal ke dalam Selera Global

141

4.5.3 Penciptaan Pengembangan Bahan Baku Serat Nabati, Hewani dan Buatan Manusia dari Sumber Daya Alam Yang Beragam, Kompetitif dan Terbarukan 141 4.5.4 Penciptaan Sistem Informasi Sumber Daya Budaya Lokal, yang dapat Diakses Secara Mudah dan Cepat 142 4.5.5 Meningkatnya Jumlah Usaha dan Pengusaha Mode Lokal di Lingkungan Tatanan Hukum Pasar yang Adil

142

4.5.6 Perwujudan Keanekaragaman Produk Mode Lokal yang Berbasis Inovasi serta Memiliki Kekuatan di Pasar Domestik Maupun Internasional 144 4.5.7 Peningkatan Pengembangan dan Fasilitasi Penciptaan Lembaga Pembiayaan yang Mendukung Perkembangan Industri Mode

145

4.5.8 Peningkatan Penetrasi dan Diversifikasi Pasar Produk Mode di dalam dan Luar Negeri

145

4.5.9 Penciptaan Percepatan Proses Produksi, Promosi, dan Distribusi

146

4.5.10 Penciptaan Regulasi yang Mendukung Penciptaan Iklim yang Kondusif Bagi Pengembangan Industri Mode 147 BAB 5 PENUTUP

151

5.1 Kesimpulan

152

5.2 Saran 

156

LAMPIRAN x

161 Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Daftar Gambar Gambar 1-1 Ruang Lingkup dan Fokus Pengembangan Subsektor Mode

5

Gambar 1-2 Perkembangan Mode di Indonesia

34

Gambar 2-1 Proses Kreasi Subsektor Mode

39

Gambar 2-2 Peta Ekosistem Mode

40

Gambar 2-3 Contoh Skema Proses Kreatif

47

Gambar 2-4 Contoh Skema Mix and Match

49

Gambar 2-5 Skema Proses Produksi

53

Gambar 2-6 Contoh Proses “Ban Berjalan” Produksi Pakaian

57

Gambar 2-7 Proses Distribusi Subsektor Mode

62

Gambar 2-8 Proses Penjualan Subsektor Mode

64

Gambar 2-9 Peta Industri Mode

77

Gambar 2-10 Model Bisnis Pengembangan Subsektor Mode

94

Gambar 3-1 Kontribusi Subsektor Mode terhadap Total Produk Domestik Bruto (PDB) Ekonomi Kreatif (2013) 103 Gambar 3-2 Kontribusi Subsektor Mode terhadap Total Tenaga Kerja Ekonomi Kreatif (2013) 104 Gambar 3-3 Kontribusi Subsektor Mode terhadap Total Unit Usaha Ekonomi Kreatif (2013)

105

Gambar 3-4 Kontribusi Subsektor Mode terhadap Total Konsumsi Rumah Tangga Ekonomi Kreatif (2013)

106

Gambar 3-5 Kontribusi Subsektor Mode terhadap Total Ekspor Ekonomi Kreatif (2013) 107 Gambar 3-6 Pertumbuhan Ekspor Subsektor Mode tahun 2010-2013 (dalam juta rupiah)

108

Gambar 3-7 Daya Saing Industri Mode

114

xi

Daftar Tabel Tabel 1-1 Contoh Pembagian Produk Mode

7

Tabel 2-1 KBLI (Kualifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia) 2009 Industri Mode

86

Tabel 3-1 Kontribusi Ekonomi Mode 2010-2013

101

Tabel 3-2 Potensi dan Permasalahan dalam Pengembangan Mode

116

Tabel 4-1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pengembangan Mode 2015-2019

127

xii

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

Ringkasan Eksekutif Mode sebagai salah satu subsektor di dalam ekonomi kreatif adalah penyumbang kedua terbesar bagi PDB Indonesia, merupakan sebuah subsektor yang dalam perkembangannya mengalami perubahan definisi. Pada awalnya, mode yang identik dengan hanya busana, kini memiliki definisi yang sedikit lebih luas, adalah sebagai suatu gaya hidup dalam berpenampilan yang mencerminkan identitas diri atau kelompok. Untuk pengembangannya, mode memiliki ruang lingkup yang mencakup ready to wear dan made to order. Di Indonesia, mode mengalami perubahan yang cukup dinamis dan pesat, terutama sejak memasuki era ekonomi informasi dan kreatif di tahun 2000-an. Pelaku-pelaku mode yang berprestasi, baik dari akademisi, desainer, pelaku bisnis hingga lembaga-lembaga riset dan pengembangannya pun mulai banyak bermunculan. Sebut saja Iwan Tirta, Non Kawilarang, dan Peter Sie sebagai pelopor-pelopor di industri mode. Di generasi saat ini pun, siapa yang tidak kenal dengan Josephine Komara (Obin) dan Anne Avantie. Nama kedua pelaku mode di bidang pengembangan tekstil serta busana kebaya pun melebar hingga ke dunia manca negara. Perkembangannya yang pesat itu pulalah yang akhirnya mencetuskan banyaknya bermunculan saluran-saluran distribusi hingga lembaga-lembaga pendidikan yang berfokus pada industri mode. Mode menjadi sebuah potensi baru untuk menguasai perekonomian Indonesia, bahkan dunia. Namun dalam perkembangannya, industri mode tidak luput bersinggungan dengan industriindustri lainnya, terutama yang termasuk dalam ekonomi kreatif, seperti industri musik, industri perfilman, industri kerajinan, industri pertekstilan, industri fotografi, industri media (televisi, radio, audio, dan video), industri periklanan, industri percetakan dan penerbitan, industri informasi teknologi, industri penelitian dan pengembangan hingga industri kuliner sekalipun. Hal ini terjadi karena sifat industri mode yang mampu dan mudah untuk diserap oleh berbagai kalangan, di manapun, dan kapanpun hingga menjadi industri yang dinamis.

xiii

If you fail to plan, you are planning to fail.

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

PERIKLANAN 2015-2019

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

TV & RADIO 2015-2019

VIDEO 2015-2019

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

TEKNOLOGI INFORMASI 2015-2019

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

SENI RUPA 2015-2019

PENERBITAN 2015-2019

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

SENI PERTUNJUKAN 2015-2019

17

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

16

MUSIK 2015-2019

15

18

PENELITIAN & PENGEMBANGAN 2015-2019

PERFILMAN 2015-2019

14

KULINER 2015-2019

10

KERAJINAN 2015-2019

ARSITEKTUR 2015-2019

09

12 08

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

RENCANA AKSI JANGK A MENENGAH

11

ARSITEKTUR 2015-2019

06 05 04

“ KEKUATAN BARU INDONESIA MENUJU 2025

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

xiv

“ Benjamin Franklin

xvi

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015-2019

BAB 1 Perkembangan Mode di Indonesia

1

1.1  Definisi dan Ruang Lingkup Mode Bagi masyarakat umum, ada pendapat bahwa mode identik dengan dunia glamor, serba mahal dan unreachable, dunia yang berkisar pada peragaan busana, peragawati cantik, dan perancang. Bahkan bagi siswa sekolah mode, banyak yang memasuki dunia ini sebagai sarana menjadi selebriti, segera setelah lulus, membuka usaha sendiri, membuat peragaan busana, dan menjadi perancang terkenal tanpa persiapan pengembangan sisi bisnisnya. Masih banyak pula yang beranggapan bahwa presentasi mode dalam bentuk peragaan busana semata-mata hanya sebagai pengisi acara hiburan, berkaitan dengan dunia entertainment, selebriti, dan sosialita. Namun sesungguhnya dunia mode tidak sesederhana itu. Mode memiliki ruang lingkup yang sangat luas dan pengelolaannya memiliki kerumitan tersendiri. Mulai dari bahan baku (dari sisi hulu), proses serat, menjadi tekstil, kemudian produk akhir mode, hingga tata kelola pemasarannya di mal atau gerai penjualan (dari sisi hilir). Keanekaragaman produk mulai dari alas kaki hingga ujung rambut, tentu memiliki perbedaan proses dan pangsa konsumennya. Ruang lingkupnya sedemikian luas hingga melibatkan lebih dari 4 juta warga Indonesia di belakang industrinya. Luasnya ruang lingkup ini tentunya menghadirkan banyak permasalahan yang harus disadari dan tidak mungkin untuk ditangani secara serempak. Perlu penanganan satu-persatu dan prioritas untuk menuju titik yang sama. Selain koordinasi dari lintas asosiasi terkait, orang kreatif yang bersangkutan, serta keberpihakan, perlu koordinasi pemerintah dalam hal kebijakan dari aspek kegiatan hulu hingga hilir. Misalnya, soal Pajak Pertambahan Nilai (Direktorat Jenderal Pajak) yang seyogyanya telah terbayarkan oleh pihak produsen (asosiasi atau supplier atau perancang) pada proses bahan baku (perizinan, ekspor, dan impor), namun dalam praktiknya dikenakan pajak lagi bagi penjualan finished goodsplus margin atau komisi kepada Department Stores (pemilik mall/Dept.Store) yang menjual produk si produsen/supplier. Hal ini membuat mark-up yang harus ditambah ke harga jual lebih tinggi dan otomatis mengurangi daya saing produk mode tersebut. Hal ini hanya salah satu kasus industri mode yang begitu kompleks. Dari gambaran di atas, perlu dijabarkan definisi dan ruang lingkupnya di Indonesia. Kesamaan sudut pandang ini dapat menjadi acuan dasar bagi para pelaku dan stakeholder untuk membuat gambaran ekosistem, bisnis model, telaah potensi, permasalahan dan penyusunan arah strategi dan rencana aksi untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

1.1.1  Definisi Mode Mode merupakan suatu penanda dari perubahan gaya hidup pada satu periode, yang tidak dapat dipisahkan dari perkembangan sejarah kehidupan, budaya manusia, dan kemajuan teknologi yang semakin cepat. Mode adalah sesuatu yang menunjukkan perubahan sekaligus menentang keberadaan yang lalu dan menuju ke kepeloporan, bukan pengikut (Servewright, 2007:160)1. Dengan demikian, mode mengedepankan pemahaman tentang suatu yang baru dengan semangat besar secara terus menerus. Fenomena ini merupakan cerminan dari berbagai kejadian yang telah diterima dan digunakan sebagai bagian dari sejarah sosial. Menurut Carter (1977), seperti yang dikutip dari Zaman (2013), fenomena ini menampilkan berbagai ungkapan semangat, menyuguhkan pola perubahan tanpa henti suatu penampilan siluet. Mode secara terus menerus mencari pembaruan karena fokus pada perubahan. Kecepatan dari perubahan ini menuntut desainer untuk selalu kreatif dan mampu bertahan pada tekanan situasi tertentu. (1)  Seivewright, Simon. Research and Design (Singapore: AVA Publishing SA, 2007), hlm.160.

2

Ekonomi Kreatif: Rencana Pengembangan Industri Mode Nasional 2015 - 2019

Polhemus dan Procter juga menunjukkan bahwa dalam masyarakat kontemporer Barat, istilah fashion kerap digunakan sebagai sinonim dari istilah dandanan, gaya dan busana, sedangkan Malcolm Barnard melihat fashion sebagai komunikasi. Penelusuran dalam kata busana sebagai kata kerja dirumuskan dalam arti, membusanai diri sendiri dengan “perhatian” pada efeknya. Artinya lebih dari sekadar membusanai diri, tetapi juga berdandan dan mengenakan perhiasan. Jadi, meski semua pakaian disebut busana, tidak semua dandanan dapat disebut fashionable. Oleh karena itu, mode dan pakaian merupakan cara yang paling signifikan ...


Similar Free PDFs